News Update

Dorong Kredit Double Digit, BI Imbau Bank Genjot Kredit Investasi

Jakarta – Bank Indonesia (BI) menghimbau industri perbankan untuk menggenjot penyaluran kredit investasi dan modal kerja yang masih jauh lebih rendah dari kredit konsumsi. Hal ini bertujuan untuk dapat mendorong pertumbuhan kredit 2017 mencapai double digit.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, di Jakarta, Senin, 14 Agustus 2017 mengatakan, selama ini pertumbuhan kredit perbankan lebih besar ditopang oleh segmen kredit konsumsi, sementara upaya meningkatkan kredit investasi dan modal kerja belum optimal.

“Kredit investasi dan modal kerja belum terlalu digali. Bank banyak mendorong kredit konsumsi, kredit investasi dan modal kerja belum maksimal,” ujar Agusman.

Menurutnya, saat ini rata-rata suku bunga kredit sudah berada pada level terendah yakni 11,83 persen. Sedangkan suku bunga Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6,55 persen. “Namun timbul pertanyaan, kenapa belum bisa menggenjot pertumbuhan kredit yang lebhh baik?,” ucapnya.

Sehingga, tambah dia, salah satu langkah untuk dapat mendorong pertumbuhan kredit 2017 mencapai double digit harus mengoptimalkan kredit investasi dan modal kerja. “Mudah-mudahan prospek ekonomi kita bisa tumbuh 5-5,4 persen, dan pertumbuhan kredit masuk di kisaran 10-12 persen,” paparnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, upaya mendorong kredit investasi dan modal kerja harus dioptimalkan, seiring dengan perlambatan pertumbuhan upah buruh dan tani serta lapangan kerja formal hingga peningkatan simpanan masyarakat. “Emiten kita yang listing di Bursa menambah,” tukasnya.

Namun demikian, dirinya meyakini pertumbuhan ekonomi di Semester II-2017 akan lebih tinggi dari Semester I 2017 yang sebesar 5,01 persen. “Untuk masyarakat golongan bawah, perlu ada usaha khusus untuk mendorong mereka supaya memiliki kemampuan pengeluaran yang lebih baik,” kata Agusman.

Belakangan ini, sambung dia, perilaku masyarakat lebih cenderung meningkatkan tabungan dan investasi. “Saat ini DPK bertumbuh, terutama untuk deposito. Kredit belum tumbuh lebih besar dan diharapkan bisa sesuai rencana sebesar 10-12 persen,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

11 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

12 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

13 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

14 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

14 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

15 hours ago