Ekonomi dan Bisnis

Dorong Inklusi Keuangan, RCEP Fokus Garap Dua Hal Ini

Jakarta – Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) adalah free trade agreement (FTA) antara sepuluh negara anggota Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara atau ASEAN dengan lima negara lainnya, yakni Australia, Tiongkok, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan. Program yang resmi diterapkan pada Januari 2022 ini diharapkan membawa dampak positif bagi setiap negara partner yang terlibat.

Bernardino Vega selaku Alternate Chair of ASEAN-Business Advisory Council (BAC), menegaskan, terdapat dua fokus yang bakal digarap negara-negara mitra RCEP ke depannya. Yakni optimalisasi penggunaan RCEP, khususnya bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di seluruh negara Asean, serta koordinasi yang lebih baik antar stakeholder RCEP.

Baca juga: OJK Jadikan Momentum Keketuaan ASEAN 2023 Atasi Kesenjangan Inklusi Keuangan

“Pak Arsjad Rasjid selaku Kepala Kadin dan sekaligus Chair of ASEAN-BAC selalu menekankan inklusivitas. Beliau ingin mendengar apa sih kendala selama ini dalam mengoptimalkan perjanjian kerja sama RCEP ini dari para negara mitra,” tutur Bernardino seusai acara RCEP Roundtable Discussion yang adalah rangkaian dari acara ASEAN Business and Investment Summit 2023 di Jakarta, Rabu, 6 September 2023.

Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa RCEP ini masih sangat terbatas pemanfaatannya, sehingga belum menyentuh berbagai kelompok masyarakat, termasuk salah satunya pelaku UMKM.

Setelah mendengar setiap masukan yang ada dari para negara mitra dan Sektariat Asean, ditemukan bahwa sebab utama dari belum maksimalnya pemanfaatan program RCEP bagi masyarakat Asean adalah kurang adanya sinergi yang kuat antar negara mitra RCEP.

“Karena di program RCEP ini ada tiga institusi. Institusi yang pertama adalah BAC sendiri yang bicara soal masalah Asean. Yang kedua ada Asia Business Council yang bicara soal 10 mitra Asean plus 5 mitra dari luar Asean. Dan terakhir adalah asosiasi-asosiasi industri dari setiap negara seperti ASEAN Cosmetic Commitee (ACC), ASEAN Food & Beverage Alliance (AFBA), Australian Industry Group (AIG), dan lainnya,” tambahnya.

Baca juga: Kejar Target Inklusi Keuangan 53% di 2023, Ini yang Dilakukan OJK

“Ini harus dikumpulin. Harus dibuatkan kelompok kerja atau joint force yang diusulkan oleh Pak Arsjad atau Indonesia, untuk membahas mengenai peningkatan optimalisasi RCEP, berikut penyempurnaannya, mengingat adanya perubahan bisnis model dari waktu ke waktu,” pungkasnya. (*) Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

9 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

9 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

10 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

11 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

12 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

13 hours ago