“Saya berkali-kali bilang, bantuan sosial memang cara yang paling efektif menaikan daya beli, karena itu menyentuh kelompok menengah bawah. Karena, kelompok menengah bawah itu tidak punya tabungan. Jadi, dia pasti belanja. Kalau dia pasti belanja, dia bakal ada permintaan. Kalau ada yang minta, perusahaan akan expand. Kalau perusahaan expand maka akan pinjam uang. maka itu akan jalan,” jelasnya.
Baca juga:
Namun dirinya juga menilai, angka penambahan jumlah penerima PKH masih terlalu kecil, terlebih masih banyak keluarga yang membutuhkan bantuan sosial tersebut.
“PKH ini kan mau dinaikkan dari 6 juta keluarga penerima jadi 10 juta . Tapi 10 juta rumah tangga itu terlalu kecil. Kalau waktu dulu kita kasih cash transfer itu kita kasih 20 juta rumah tangga. Kalau kali 4 aja itu sudah 80 juta orang. Kalau PKH bisa dinaikkan ke 20 juta maka impact-nya akan signifikan. Kalau dari 6 ke 10 itu tidak akan besar,” tukas Chatib. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More
Jakarta - Program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai memberikan dampak… Read More
Jakarta – PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) mencetak pertumbuhan dana kelolaan nasabah kaya (afluent) menembus… Read More
Jakarta – Ekonom Universitas Paramadina Samirin Wijayanto, menilai bahwa kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS 2024 membawa dampak… Read More