“Saya berkali-kali bilang, bantuan sosial memang cara yang paling efektif menaikan daya beli, karena itu menyentuh kelompok menengah bawah. Karena, kelompok menengah bawah itu tidak punya tabungan. Jadi, dia pasti belanja. Kalau dia pasti belanja, dia bakal ada permintaan. Kalau ada yang minta, perusahaan akan expand. Kalau perusahaan expand maka akan pinjam uang. maka itu akan jalan,” jelasnya.
Baca juga:
Namun dirinya juga menilai, angka penambahan jumlah penerima PKH masih terlalu kecil, terlebih masih banyak keluarga yang membutuhkan bantuan sosial tersebut.
“PKH ini kan mau dinaikkan dari 6 juta keluarga penerima jadi 10 juta . Tapi 10 juta rumah tangga itu terlalu kecil. Kalau waktu dulu kita kasih cash transfer itu kita kasih 20 juta rumah tangga. Kalau kali 4 aja itu sudah 80 juta orang. Kalau PKH bisa dinaikkan ke 20 juta maka impact-nya akan signifikan. Kalau dari 6 ke 10 itu tidak akan besar,” tukas Chatib. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar (M2) tetap tumbuh. Posisi M2 pada Oktober 2024 tercatat… Read More
Jakarta - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) kembali meraih peringkat "Gold Rank" dalam ajang Asia… Read More