Internasional

Donald Trump Isyaratkan Akhiri Konflik Gaza Sebelum Biden Lengser

Jakarta – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung di Gaza, Palestina, sebelum masa pemerintahan Joe Biden berakhir pada Januari 2025.

Awal pekan ini, Trump menyatakan bahwa jika para sandera yang ditawan Hamas tidak dipulangkan sebelum 20 Januari 2025, “kekacauan besar” akan terjadi. Peringatan tersebut juga disampaikannya melalui platform media sosial Truth Social.

“Akan ada konsekuensi yang serius di Timur Tengah, dan bagi mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman terhadap kemanusiaan ini. Mereka yang bertanggung jawab akan menerima hukuman lebih berat daripada siapa pun yang pernah menerima hukuman dalam sejarah Amerika Serikat yang panjang dan bertingkat,” tulisnya, awal bulan ini.

Baca juga : Donald Trump Rilis Daftar Kandidat Kabinet, Ini Nama-nama dan Perannya

Tekanan Militer dan Diplomatik untuk Hamas

Peneliti Senior di Atlantic Council Ahmed Fouad Alkhatib menilai, Trump mungkin akan menggunakan kekuatan militer untuk memberi tekanan pada Hamas. Namun, menurutnya, langkah tersebut tidak mungkin lebih keras dibandingkan operasi yang telah dilakukan Israel selama 14 bulan terakhir.

“Mungkin ada elemen lain — yang saya harap bukan pendekatan itu — untuk mungkin memeras sebagian dari bantuan kemanusiaan yang masuk,” kata Alkhatib dinukil VOA Indonesia, Sabtu, 21 Desember 2024.

Alkhatib juga menambahkan bahwa ancaman Trump mungkin ditujukan kepada anggota Hamas di luar Gaza serta negara-negara yang mendukung mereka. Trump kemungkinan akan mendesak negara-negara tersebut untuk menghentikan pendanaan bagi Hamas.

Hamas telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat. Kelompok eksternal Hamas diyakini lebih mungkin menerima tekanan dari Washington, terutama mengingat pelemahan pengaruh Teheran akibat berbagai konflik, seperti kerugian yang dialami Hizbullah di Lebanon dan penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Baca juga : PM Israel Netanyahu Beberkan Rencana ‘Jahat’ di Tanah Gaza

Hamas dan Hizbullah dikenal sebagai proksi Iran, sementara rezim Assad merupakan sekutu setia Teheran.

“Peringatan Trump mengirimkan pesan yang jelas kepada orang-orang di Timur Tengah bahwa Amerika Serikat ingin menyelesaikan ini,” kata David Makovsky, Direktur Washington Institute for Near East Policy Project on the Middle East Peace Process.

Perjanjian Abraham dan Kepentingan Netanyahu

Makovsky menilai situasi ini menempatkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam posisi sulit. Netanyahu harus memilih antara memuaskan faksi sayap kanan dalam koalisinya yang mendukung pembangunan permukiman di Gaza atau memenuhi keinginan Trump untuk menyelesaikan konflik dan memperluas Perjanjian Abraham hingga mencakup Arab Saudi.

Perjanjian Abraham, yang ditengahi oleh pemerintahan Trump pada 2020, menormalisasi hubungan diplomatik antara Israel dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan kemudian Maroko.

“Trump tidak berniat membangun lebih banyak permukiman dan tetap tinggal di Gaza. Trump menginginkan, menurut saya, Hadiah Nobel untuk terobosan dengan Arab Saudi,” kata Makovsky. 

“Dan menurut saya hal-hal itu tidak sejalan,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Allianz Catat Pertumbuhan GWP 10 Persen di November 2024, Segini Nilainya

Jakarta – PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) mencatatkan pertumbuhan positif untuk Growth Written Premium atau GWP… Read More

50 mins ago

Stok Energi Primer Cukup, PLN Siap Pasok Listrik Andal Selama Nataru

Jakarta - PT PLN (Persero) memastikan keandalan pasokan listrik menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru… Read More

1 hour ago

Kualitas Aset Membaik, KB Bank Targetkan Peningkatan NII hingga 2,3 Persen di 2025

Jakarta– KB Bank mulai mencetak kinerja positif dengan perbaikan kualitas aset dan ekspansi portofolio kredit… Read More

1 hour ago

Dirut Bank Mandiri: Indonesia Berperan Vital dalam Perubahan Iklim Global

Jakarta - Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri Darmawan Junaidi menilai, Indonesia memiliki kemampuan untuk mengurangi… Read More

2 hours ago

BRI Tegaskan Tak Ada Serangan Ransomware, Sistem Perbankan Normal dan Data Nasabah Terjaga

Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara terkait isu serangan ransomware terhadap… Read More

6 hours ago

Ini Dia Kunci Sukses Fajar Satritama, Drummer Edane Menjadi Bankir Profesional

Jakarta– Di Industri musik Tanah Air, nama Fajar Satritama sudah tidak asing terdengar. Ia dikenal… Read More

7 hours ago