News Update

Dolar AS Tembus Rp14.600, Menkeu Terus Pantau Kondisi Perbankan

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku terus mengamati dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke industri perbankan. Meski dolar AS terus menguat, namun sejauh ini kondisi perbankan masih cukup aman. Hal ini tercermin pada stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga.

Asal tahu saja, pada hari ini (14/8) nilai tukar rupiah dibuka melemah 8 poin atau 0,05 persen ke level Rp14.615 per dolar AS. Pelemahan rupiah mulai terjadi pada perdagangan di awal pekan kemarin akibat faktor global. Di mana rupiah ditutup melemah 130 poin atau 0,90 persen di level Rp14.608 per dolar AS pada perdagangan kemarin.

Menkeu mengatakan, bahwa saat ini kondisi perbankan nasional masih dalam keadaan stabil, yang tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan yang tinggi atau mencapai 22,1 persen per Mei 2018. Selain itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) juga rendah yakni 2,79 persen (gross).

“Ada berbagai langkah untuk mengurangi eksposur dari perbankan, kita sudah lihat CAR, NPL mereka sendiri. Pembiayaan kita dari luar negeri juga dihitung secara hati-hati. Kalau ekonomi membutuhkan mata uang asing, kita akan sesuaikan strategi pembiayaannya,” ujar Sri Mulyani di Jakarta, Selasa, 14 Agustus 2018.

Baca juga: Depresiasi Rupiah Buat Pertumbuhan Investasi Triwulan II Melambat

Di sisi lain, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga mengungkapkan, bahwa sejauh ini utang dalam bentuk valuta asing yang dikeluarkan oleh perbankan untuk korporasi swasta juga relatif terkontrol. Di mana berdasarkan data BI, utang luar negeri swasta termasuk BUMN tercatat sebesar US$176,1 miliar pada Mei 2018.

Sebelumnya, Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) mengaku bahwa kondisi perbankan nasional saat ini masih aman. Sekretaris Himbara, Budi Satria menyebut kondisi ini masih dapat diantisipasi sebab masing-masing bank sudah menyiapkan skenario uji daya tahan sistem keuangan atau yang disebut dengan stress test.

“Masing-masing sudah memiliki stress test. Jadi rupiah sekian, sudah ada simulasi. Sejauh ini sudah ada range masing-masing. Jadi masih aman,” katanya kemarin.

Stabilitas sistem keuangan sejauh ini masih cukup terjaga disertai dengan kondisi intermediasi perbankan yang membaik dan pembiayaan nonbank yang positif. Stabilitas sistem keuangan yang terjaga tersebut juga tercermin rasio likuiditas (AL/DPK) yang masih aman yaitu sebesar 20,3 persen pada Mei 2018. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

BCA Salurkan Kredit Sindikasi ke Jasa Marga, Dukung Pembangunan Jalan Tol Akses Patimban

Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More

2 mins ago

Tinjau PLTU Suralaya, Bahlil Pastikan Suplai Listrik Wilayah Jamali Aman Selama Nataru

Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More

26 mins ago

Per 20 Desember 2024, IASC Blokir 5.987 Rekening dan Selamatkan Dana Rp27,1 Miliar

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More

1 hour ago

KSEI Bidik Pertumbuhan 2 Juta Investor pada 2025

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More

2 hours ago

KSEI Masih Kaji Dampak Kenaikan PPN 12 Persen ke Pasar Modal RI

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More

3 hours ago

PPN 12 Persen QRIS Dibebankan ke Pedagang, Siap-siap Harga Barang Bakal Naik

Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

3 hours ago