Headline

Dolar AS Tembus Rp14.128, BI Harusnya Naikkan Bunga Acuan 50 Bps

Jakarta – Suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate yang sudah naik sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,5 persen, dinilai belum cukup untuk memberikan sentimen positif terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Seharusnya, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 bps atau menjadi sebesar 4,75 persen.

Meski suku bunga acuan sudah naik 25 bps, nilai tukar rupiah belum mampu kembali ke level fundamentalnya. Pada perdagangan hari ini (18/5) rupiah sempat anjlok 70 poin atau 0,50 persen ke level Rp14.128 per dolar AS  pukul 10.41 WIB. Padahal, pada pembukaan pagi ini rupiah sempat menguat 5 poin atau 0,04 persen di level Rp14.053 per dolar AS.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudistira mengatakan, kondisi laju rupiah yang masih tertekan terhadap dolar AS ini menunjukkan, bahwa kenaikan suku bunga acuan BI yang sebesar 25 bps tersebut belum mampu mendorong rupiah untuk keluar dari level yang tidak mencerminkan fundamentalnya.

Baca juga: Redam Pelemahan Rupiah, Jadi Alasan BI Naikkan Bunga Acuan

“Efek dari kenaikan bunga acuan memang tidak terlalu berdampak positif oleh pelaku pasar karena hanya naik 25 bps menjadi 4,5 persen,” ujarnya kepada Infobank di Jakarta, Jumat, 18 Mei 2018.

Kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps yang tidak direspon pelaku pasar tersebut, kata dia, lantaran BI terlambat melakukan pengetatan kebijakan moneter nya. Seharusnya, jelas dia, BI dapat menaikkan suku bunganya pada bulan Maret lalu sebagai bentuk antisipasi kenaikan suku bunga AS Federal Reserve (The Fed).

“Karena BI terlambat harusnya dinaikan 50 bps waktu RDG kemarin. Jadi harus ada langkah yang berani dan firm. Kalau hanya naik 25 bps pelaku pasar sudah jauh hari prediksi itu jadi tidak ada sentimen yang buat surprise,” ucapnya.

Menurutnya, investor sebelumnya sudah melakukan price in atau antisipasi kebijakan bunga acuan ke harga saham. “Faktor lain karena dolar index terus mengalami kenaikan dalam 1 bulan terakhir menjadi 93,4. Dolar Index merupakan perbandingan kurs dolar AS dengan 6 mata uang paling dominan di dunia. Jika dolar index naik artinya secara rata rata mata uang dolar semakin perkasa,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Trump Menang, The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps

Jakarta - The Fed kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada… Read More

4 mins ago

BCA Syariah Bersama BAZNAS RI Gelar Pelatihan Manajemen Keuangan Bagi Mustahik Micropreneur

Direktur Pemberdayaan dan Layanan UPZ CSR BAZNAS RI Eka Budhi Sulistyo (kanan) dan Seketaris Perusahaan… Read More

2 hours ago

Kembali Terpilih sebagai Ketua ASBISINDO, Hery Gunardi Optimis Masa Depan Perbankan Syariah Nasional

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi tengah membrikan sambutan saat Musyawarah… Read More

2 hours ago

BCA Luncurkan Program Runvestasi

Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Haryanto T. Budiman memberikan sambutan saat peluncuran program… Read More

2 hours ago

Per September 2024, Home Credit Membantu Distribusi Produk Asuransi ke 13 Juta Nasabah

Jakarta - Perusahaan pembiayaan PT Home Credit Indonesia (Home Credit) terus berupaya meningkatkan inklusi keuangan… Read More

9 hours ago

Berkat Hilirisasi Nikel, Ekonomi Desa Sekitar Pulau Obin Tumbuh 2 Kali Lipat

Jakarta - Hilirisasi nikel di Pulau Obi, Maluku Utara membuat ekonomi desa sekitar tumbuh dua… Read More

10 hours ago