Perbankan

Ditopang Pembiayaan dan Dana Murah, Laba BSI Melesat 33,8 Persen jadi Rp5,7 Triliun

Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) mengumumkan kinerja keuangan kuartal IV 2023, dengan mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 33,88 persen atau menjadi Rp5,7 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp4,3 triliun.

Salah satu faktor pendorong pencapaian laba adalah meningkatnya pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK). Hingga Desember 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp240 triliun atau tumbuh 15,70 persen secara year-on-year (yoy).

Baca juga: Adu Laba BRI, Mandiri, BCA dan BNI Sepanjang 2023, Siapa Juaranya?

Sementara itu, dari sisi penghimpunan dana, pada kuartal IV/2023 BSI mencatatkan DPK sebesar Rp294 triliun atau tumbuh 12,35 persen, yang didominasi oleh produk tabungan dengan kontribusi sebanyak Rp124,726 triliun. Sejurus dengan itu, dana murah atau current account saving account/CASA bank tumbuh 10,51 persen menjadi Rp178 triliun. Porsi dana murah BSI terhadap DPK bank mencapai 60,6 persen.

Selain itu, pendapatan berbasis komisi (fee based income) BSI naik 12,1 persen menjadi Rp4,16 triliun. Per akhir 2023, BSI membukukan total aset Rp354 triliun atau tumbuh 15,67 persen.

Sejalan dengan meningkatnya pembiayaan, rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming finance/NPF) juga mengalami perbaikan, di mana NPF gross menjadi 2,08 persen dari sebelumnya 2,42 persen.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan pertumbuhan kinerja BSI yang baik dan tercatat double digit patut disyukuri bahwa sebenarnya upsite ataupun white space untuk pertumbuhan di perbankan syariah masih sangat luas.

Baca juga: Sepanjang 2023, Laba Bank Mandiri Melejit 33,7 Persen jadi Rp55,1 Triliun

“Mudah-mudahan terus berlanjut positif di kuartal pertama 2024 ini,” paparnya secara virtual, Kamis, 1 Februari 2024.

Hery melanjutkan, market share BSI di industri perbankan syariah nasional meningkat per November 2023. Di sisi pembiayaan BSI menguasai market share sebesar hampir 41 persen, DPK hampir 42 persen dan aset sekitar 38,19 persen.

“BSI tetap diposisikan menjadi lokomotif pertumbuhan bisnis di industri perbankan syariah,” ungkapnya. (*) Ayu Utami

Galih Pratama

Recent Posts

Jumlah SID Naik, BEI Gaspol Tingkatkan Keaktifan Investor di Pasar Modal

Balikpapan – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, jumlah single investor identification (SID) menembus 14 juta per… Read More

10 hours ago

Generali Indonesia Beri Perlindungan Asuransi bagi 6.000 Pelari di PLN Electric Run 2024

Jakarta – PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) terus mendukung berbagai kegiatan yang mempromosikan kesehatan… Read More

11 hours ago

Diikuti 6.470 Pelari, PLN Electric Run 2024 Ditarget Hindari Emisi Karbon hingga 14 ton CO2

Jakarta - Sebanyak 6.470 racepack telah diambil pelari yang berpartisipasi dalam PLN Electric Run 2024… Read More

18 hours ago

Segini Target OJK Buka Akses Produk dan Layanan Jasa Keuangan di BIK 2024

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik pencapaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 sekitar 8,7… Read More

18 hours ago

HUT ke-26, Bank Mandiri Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif untuk Siap Jadi Jawara Masa Depan

Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More

1 day ago

KemenKopUKM Gandeng Surveyor Indonesia Verifikasi Status Usaha Simpan Pinjam Koperasi

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More

1 day ago