Jakarta – Salah satu anak perusahaan aplikasi keuangan KoinWorks, yaitu KoinP2P, diduga menjadi korban kejahatan keuangan yang dilakukan peminjamnya (borrower).
Direktur KoinP2P, Jonathan Bryan, mengungkapkan, pihaknya telah membuat laporan kepada Polri dan saat ini kasusnya sedang dalam tahap investigasi.
“Kami tidak kemana-mana. KoinP2P berkomitmen penuh menjaga integritas dan keamanan dana pemberi pinjaman (lender), meminimalisir dampak, dan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelesaikan kasus ini secara efektif,” jelas Jonathan Bryan dalam keterangan resminya, Selasa (19/11).
Jonathan meminta waktu untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Kami mengestimasi waktu dua tahun untuk memulihkan dana pemberi pinjaman yang terdampak. Kompensasi lima persen per tahun juga kami bagikan setiap bulannya,” janjinya.
Baca juga: KoinWorks Hadirkan Ragam Kegiatan Edukatif di Bulan Inklusi Keuangan
Di samping itu, kata Jonathan, pihaknya juga mengupayakan suntikan modal baru, mengalokasikan keuntungan untuk memulihkan dana pemberi pinjaman yang terdampak, dan berupaya mengejar oknum borrower ini melalui jalur hukum agar mengembalikan uang yang dibawa kabur.
KoinP2P adalah platform pinjaman produktif. Platform peer-to-peer lending ini telah mendanai lebih dari 11.000 bisnis UMKM.
Dari informasi yang didapat, oknum borrower ini adalah distributor kelas kakap yang sudah beroperasi sejak tahun 2000. Selama beroperasi 24 tahun, mayoritas pabrikan brand lokal sampai global menjadi kliennya dengan jaringan distribusi hampir di seluruh Indonesia. Distributor ini mendistribusikan barang dari pabrikan ke distributor kecil (UMKM), kemudian UMKM mendistribusikan ke toko-toko kelontong.
Di industri keuangan, terdapat istilah supply chain financing, di mana institusi keuangan bisa memberi pinjaman ke bisnis di bawah ekosistem supply chain yang lebih besar seperti distributior ini. Sehingga, uang yang dipinjamkan pasti produktif dan UMKM mengalami kenaikan keuntungan dan kelancaran arus kas (cash flow). Agar proses lebih aman, penagihan ke UMKM dilakukan lewat distributor besar.
Baca juga: Gara-gara Kasus Investree, OJK Tegas Bakal Lakukan Ini ke Industri Fintech Lending
Supply chain financing tidak langsung memberikan dana kepada UMKM, karena bisnis besar seperti distributor ini memiliki modal dan pendapatan yang lebih tinggi, serta rekam jejak yang panjang. Distributor ini memenuhi seluruh kriteria tersebut sejak tahun 2019 bergabung sebagai peminjam di ekosistem KoinP2P.
Sebelumnya, dalam akun Instagram @ecommurz dibeberkan, KoinWorks bukan satu-satunya korban oknum borrower tersebut. Terdapat 34 korban lainnya, termasuk sejumlah bank.
Disinyalir, oknum borrower ini mendapat kredit besar dengan bunga yang lebih rendah dari salah satu bank besar untuk membayar utangnya. Namun, dana yang dicairkan bank tersebut dibawa kabur ke luar negeri dan tidak digunakan untuk membayar utang. (*) DW
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More
Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha… Read More
Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More
Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More
Jakarta - Dalam rangka menyambut Natal 2024, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk berbagi kebahagiaan melalui… Read More
Jakarta – Sejumlah bank di Indonesia melakukan penyesuaian jadwal operasional selama libur perayaan Natal dan… Read More