Jakarta – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tetap ‘kekeuh’ akan melancarkan operasinya ke Rafah meski tidak didukung negara sekutunya Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, AS menyatakan tidak akan mengirim senjata yang dapat digunakan Israel untuk melancarkan serangan berskala penuh di Rafah.
“Jika kami harus berjuang sendiri, kami akan berjuang sendiri. Saya telah menyatakan, jika harus, kami akan berjuang sampai titik darah penghabisan,” kata Netanyahu, dikutip VOA Indonesia, Jumat, 10 Mei 2024.
Ia mengklaim dengan kegigihan yang kuat akan mampu meraih kemenangan melancarkan operasinya ke Raffah.
“Namun, kami bisa lebih dari itu. Dan dengan kegigihan yang sama, dengan bantuan Tuhan, kami akan meraih kemenangan bersama,” kata Netanyahu, tegasnya.
Baca juga : Ini Alasan Menlu AS Blinken Desak Gencatan Senjata Antara Israel dan Hamas
Seperti diketahui, seiring meningkatnya jumlah korban perang di Gaza, pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada awal April memperingatkan bahwa negaranya mendukung Israel hanya jika Israel mengambil langkah konkret untuk melindungi warga sipil.
Peringatan AS tersebut menjadi nyata, ketika Israel pada awal pekan ini menyerang Rafah, kota di bagian selatan Gaza dan tempat di mana 1,3 juta warga sipil mengungsi.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, “Saat ini kami sedang meninjau sejumlah pengiriman bantuan keamanan jangka pendek, terkait dengan situasi di Rafah,” terangnya.
Baca juga : Ini Alasan Menlu AS Blinken Desak Gencatan Senjata Antara Israel dan Hamas
Menurut keterangan seorang pejabat senior pemerintahan AS, negara itu pertama kali mempertimbangkan untuk menangguhkan pengiriman senjata pada bulan lalu, ketika Israel semakin memantapkan keputusannya perihal Rafah.
Namun, pihak Israel tidak serius menanggapi kekhawatiran AS, sehingga pemerintah AS memutuskan untuk menangguhkan pengiriman senjatanya minggu lalu.
Penangguhan itu mencakup 1.800 bom, masing-masing seberat 2.000 pound (sekitar 1 ton), dan 1.700 bom seberat 500 pound (sekitar 0,25 ton).
Pengiriman lain yang tengah ditinjau adalah seperangkat Munisi Serangan Langsung Gabungan (Joint Direct Attack Munition), yang mengubah bom biasa menjadi amunisi berpandu presisi.
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More