Ekonomi dan Bisnis

Ditengah Pandemi, IPCC Catatkan Kenaikan Ekspor Kendaraan Alat Berat

Jakarta- PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) menyebut semasa pandemi saat ini penanganan ekspor kendaraan alat berat dan spare parts/general cargo mencatat adanya peningkatan. Hal ini memperlihatkan upaya IPCC untuk menjaga kelangsungan operasional logistik dan menjamin ketersediaan layanan bongkar muat kepelabuhan di tengah pandemi Covid-19.

Berdasarkan siaran pers IPCC yang diterima infobanknews, pada bulan Mei 2020, tercatat jumlah kendaraan Alat Berat yang telah di ekspor melalui Terminal Internasional IPCC sebanyak 142 unit. Sementara itu, pada segmen Truk/Bus telah di ekspor sebanyak 318 unit dan Spare Parts/General Cargo tercatat 366 pkgs. Sedangkan pada segmen CBU telah dilakukan ekspor sebanyak 6.691 unit. Dari keempat segmen tersebut, hanya segmen CBU yang mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pada bulan April 2020, ekspor CBU berjumlah 11.122 unit CBU atau lebih tinggi 66,22% dibandingkan jumlah CBU yang diekspor pada bulan Mei 2020 tersebut.

Sedangkan pada ketiga segmen lainnya mengalami kenaikan masing-masing 173,08% untuk segmen Alat Berat; 4.442% segmen Truk/Bus; Spare Parts/General Cargo tercatat naik 415,49% bila dibandingkan dengan pencapaian di bulan April 2020.

Sementara itu, pada bulan Mei 2019, tercatat sebanyak186 unit jenis Truk/Bus telah dilakukan ekspor melalui Terminal Internasional IPCC. Begitupun dengan Alat Berat yang berjumlah 153 unit dan Spare Parts/General Cargo sebanyak 496 pkgs. Sedangkan kendaraan CBU telah dilakukan ekspor sebanyak 28.031 unit.

Dengan demikian, jika dibandingkan May to May (YoY) maka pertumbuhan ekspor pada bulan Mei 2020 ini masing-masing mencapai 70,97% untuk segmen Truk/Bus; sebesar -7,19% untuk segmen Alat Berat; dan Spare Parts/General Cargo tercatat -26,21%. Sedangkan ekspor CBU tercatat turun 76,13% di bulan Mei 2020 (YoY).

Secara akumulasi sepanjang lima bulan di tahun ini, jumlah ekspor Alat Berat mencapai 596 unit; Truk/Bus mencapai 2.094 unit; Spare Parts/General Cargo tercatat 2.334 pkgs; dan CBU sebanyak 96.481 unit. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu sebanyak 640 unit Alat Berat maka pertumbuhan untuk ekspor Alat Berat tercatat turun 6,88%; Truk/Bus bertumbuh 188,43% dibandingkan periode Januari hingga Mei 2019 sebanyak 726 unit; Spare Parts/General Cargo tercatat naik 55,91% dibandingkan jumlah pkgs di periode yang sama di tahun lalu sebesar 1.497 pkgs; dan ekspor CBU tercatat turun 16,11% dibandingkan periode lima bulan awal di tahun lalu sebanyak 115.004 unit CBU.

Dari sisi tujuan negara, Filipina menjadi negara mayoritas tujuan ekspor untuk keempat segmen tersebut dimana pertumbuhan ekspor tertinggi dicapai oleh segmen Truk/Bus dengan kenaikan 219,04% sepanjang akumulasi 5 bulan awal di tahun ini sebanyak 1.994 unit Truk/Bus dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebanyak 625 unit Truk/Bus. Pada segmen Alat Berat naik 86,11% menjadi 134 unit; Sedangkan segmen Spare Parts/General Cargo tercatat turun 56,25% di periode Januari hingga Mei 2020 sebesar 7 pkgs dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar 16 pkgs. Begitupun dengan segmen CBU yang turun 34,54% menjadi 21.382 unit dari 32.665 unit CBU di periode yang sama di tahun lalu.

Selain Filipina, juga terdapat Thailand yang menjadi salah satu negara tujuan ekspor. Pada segmen Truk/Bus, jumlah unit yang diekspor mencapai 16 unit sepanjang 5 bulan awal di tahun ini dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebanyak 25 unit. Pada segmen Alat berat tercatat sebanyak 159 unit atau meningkat 8,16% secara akumulasi periode Januari hingga Mei 2020 dibandingkan tahun lalu sebanyak 147 unit. Segmen Spare Parts/General Cargo tercatat melonjak 366,57% dari 359 pkgs sepanjang 5 bulan awal di tahun lalu menjadi 1.675 pkgs di periode yang sama di tahun ini.

Tidak hanya keduanya, sejumlah negara kian menjadi tujuan ekspor seiring dengan adanya permintaan atas sejumlah segmen tersebut. Bahkan beberapa negara lainnya meningkatkan arus barang ekspor untuk masuk ke negaranya dimana sebelumnya tidak ada, diantaranya beberapa negara di Afrika a.l Ethiopia, Pantai Gading, Nigeria, Aljazair, dan Mesir; Lalu, sejumlah negara di Amerika Latin dan Timur Tengah yang kian meningkat jumlah ekspor terhadap segmen-segmen tersebut.

Masih adanya kegiatan stevedoring, khususnya untuk kendaraan ekspor di Terminal IPCC tentunya menjadi berkah tersendiri dalam melewati bulan-bulan yang dinilai sulit bagi berbagai pihak. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa layanan Kepelabuhan tentunya melihat peluang dan potensi besar tersebut dengan turut mendukung tetap beroperasinya layanan bongkar muat berbagai segmen tersebut di lapangan terminal perseroan meskipun di tengah masih berlangsungnya pandemi Covid-19 dan adanya pembatasan kegiatan usaha terhadap sektor usaha tertentu dari Pemerintah.

Komitmen menjaga kinerja perseroan dengan tetap melakukan kegiatan bongkar muat meski dibarengi dengan dilakukannya protokol kesehatan untuk mengurangi dampak penyebaran virus korona diharapkan dapat memenuhi pelayanan yang baik di setiap lini kegiatan.

Suheriadi

Recent Posts

BNI Siapkan Relaksasi Kredit untuk Debitur Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting BNI menyiapkan relaksasi kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan… Read More

2 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Lanjut Melemah ke Level 8.609

Poin Penting IHSG sesi I ditutup melemah 0,41 persen ke level 8.609,06 meski perdagangan cukup… Read More

3 hours ago

Bank of Singapore Akuisisi 14,03 Persen Saham Bank Capital

Poin Penting Bank of Singapore masuk sebagai pemegang saham besar BACA dengan memborong 2,8 miliar… Read More

5 hours ago

OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN, Penerimaan Pajak Digital RI Tembus Rp44,55 Triliun

Poin Penting Penerimaan pajak digital capai Rp44,55 triliun hingga 30 November 2025, mencerminkan meningkatnya kontribusi… Read More

6 hours ago

Integrasi Keuangan Syariah dan UMKM: Dari Pertumbuhan Aset ke Daya Ungkit Ekonomi Riil

Oleh Setiawan Budi Utomo, Pemerhati Keuangan Syariah dan Kebijakan Publik PERTUMBUHAN aset keuangan syariah Indonesia… Read More

6 hours ago

Jelang Penutupan Bursa 2025, IHSG Dibuka Loyo ke Posisi 8.615

Poin Penting IHSG dibuka melemah 0,33 persen ke level 8.615,78 pada awal perdagangan 30 Desember… Read More

6 hours ago