Keuangan

Ditengah Pandemi, Adira Finance Masih Catat Laba Rp597 Miliar

Jakarta – Ditengah pandemi Covid-19 yang telah mengganggu kegiatan perekonomian nasional, PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (Adira Finance) masih mampu mencatatkan laba bersih disepanjang Semester I-2020 sebesar Rp597 miliar. Angka tersebut memang mengalami penurunan 37% dibandingkan dengan tahun lalu diperiode yang sama, namun laba perseroan masih menunjukkan positif.

Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli mengatakan, laba bersih perseroan salah satunya ditopang oleh pendapatan bunga yang dibukukan Adira Finance yakni mencapai Rp5,8 triliun, dengan beban bunga sebesar Rp2,3 triliun. Selain itu, pendapatan bunga bersih Adira Finance juga tercatat sebesar Rp3,6 trilun, dan menghasilkan margin bunga bersih sebesar 13,5% di sepanjang Semester I-2020.

Menurutnya, total pembiayaan baru Adira Finance yang mencapai Rp10,1 triliun di Semester I-2020 juga turut menopang kinerja laba bersih perseroan. Sedangkan untuk total penjualan segmen sepeda motor dan mobil masing-masing tercatat sebesar Rp4,7 triliun dan Rp3,6 triliun hingga akhir Juni 2020. Sementara, segmen non-automotive tercatat sebesar Rp1,8 triliun.

Hafid merincikan, untuk segmen pembiayaan baru pada sepeda motor di Semester l-2020 tercatat sebesar Rp3,8 triliun. Honda masih berkontribusi terbesar dengan komposisi sebesar 65% dari total pembiayaan sepeda motor baru, dikuti oleh Yamaha 29%, dan Kawasaki 4%. Selain itu, Pembiayaan mobil baru di Semester l-2020 sebesar Rp2,2 triliun. Segmen mobil baru komersial tercatat sebesar Rp1,1 triliun, sementara segmen mobil baru penumpang mencapai Rp1,1 triliun.

”Total piutang yang dikelola pada Semester l-2020 sebesar Rp50,4 triliun, turun 7% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ditengah pandemi ini Perusahaan terus berupaya melayani kebutuhan konsumen dan mitra dengan tetap menyalurkan pembiayaan baru secara selektif yang disesuaikan pada kondisi pasar saat ini,” ujar Hafid Hadeli dalam press conference yang digelar secara virtual di Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2020.

Ia mengungkapkan, perusahaan tetap menjaga rasio pembiayaan bermasalah (NPL) ditengah pandemi Covid-19. Tercatat, sampai dengan akhir Juni 2020, NPL Adira Finance masih terjaga pada level 3,1% dan masih dalam batas yang terkendali. Menurutnya, sejalan dengan adanya dampak dari pendemi Covid-19 ini, telah menyebabkan NPL Adira Adira Finance meningkat. Namun demikian, pihaknya mengaku akan lebih berhati-hati dan selektif dalam menyalurkan pembiayaannya.

“Manajemen akan Iebih berhati-hati dan selektif dalam penyaluran pembiayaan baru terutama pada sektor yang terdampak C0vid-19. Gearing Ratio turun dari 3,4x menjadi 2,7x per posisi Juni 2020, yang jauh Iebih rendah dari peraturan OJK yang diatur pada 10x,” ucapnya.

Dikesempatan yang sama, Direktur Keuangan Adira Finance, I Dewa Made Susila menambahkan, dalam menghadapi kondisi krisis pandemi saat ini, perseroan telah memenuhi tingkat likuiditas dan kebutuhan pendanaan. Menurutnya, perusahaan memiliki sumber pendanaan yang terdiversifikasi meliputi pembiayaan bersama dengan Bank Danamon, dan pinjaman eksternal terdiri atas fasilitas kredit dari perbankan baik dari onshore maupun offshore, dan penerbitan obligasi.

“Pembiayaan bersama mewakili dari 44% dari piutang yang dikelola. Pada awal tahun 2020, kami memperoleh pinjaman sindikasi offshore sebesar USD300 juta. Pada Juli 2020, kami telah menerbitkan Obligasi PUB V dan Sukuk Mudharabah IV Tahun 2020 senilai Rp1,5 triliun dan menandatangani fasilitas stand by dari Bank MUFG sebesar USD280 juta. Per 30 Juni 2020, komposisi pinjaman eksternal kami terdiri atas 60% pinjaman bank baik onshore dan offshore dan 40% berasa| dari obligasi dan sukuk,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan Komitmen RI Dukung Perdamaian Dunia

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More

22 mins ago

OJK Catat Outstanding Paylater Perbankan Tembus Rp19,82 Triliun

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More

26 mins ago

Perkuat Inklusi Asuransi, AAUI Targetkan Rekrut 500 Ribu Tenaga Pemasar di 2025

Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menargetkan jumlah agen asuransi umum mencapai 500 ribu… Read More

42 mins ago

PermataBank Bidik Bisnis Wealth Management Tumbuh Double Digit di 2025

Jakarta – Di tengah fenomena makan tabungan alias mantab akhir-akhir ini, pertumbuhan antara ‘orang-orang tajir’… Read More

1 hour ago

Kredit UMKM Kian Melambat, OJK Beberkan Penyebabnya

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tren pertumbuhan UMKM cenderung melambat, sejalan dengan risiko kredit UMKM… Read More

2 hours ago

OJK Ungkap Dampak Negatif Perbedaan Inklusi dan Literasi Keuangan Indonesia

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti pentingnya peningkatan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia… Read More

2 hours ago