Ilustrasi - Gedung Maybank Indonesia. (Foto: Istimewa)
Poin Penting
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi memberikan lampu hijau kepada PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) sebagai Perusahaan Induk Konglomerasi Keuangan (PIKK) Operasional atas Konglomerasi Keuangan (KK) Maybank.
Persetujuan tersebut tertuang dalam Surat OJK No. SR-37/KS.13/2025 tanggal 24 September 2025 mengenai penyampaian keputusan persetujuan Maybank Indonesia sebagai PIKK Operasional atas KK Maybank.
Selain itu, keputusan ini juga mengacu pada Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK No. KEP-15/KS.1/2025 tanggal 16 September 2025.
Manajemen Maybank Indonesia mengonfirmasi bahwa persetujuan resmi dari OJK diterima perseroan pada 1 Oktober 2025.
“Dengan ini disampaikan bahwa OJK telah memberikan persetujuan kepada PT Bank Maybank Indonesia Tbk, sebagai PIKK Operasional atas KK Maybank,” tulis Manajemen BNII dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip 3 Oktober 2025.
Dengan status ini, Maybank Indonesia akan berperan sebagai entitas utama yang mengoordinasikan penerapan tata kelola, manajemen risiko terpadu, serta pengawasan konglomerasi keuangan Maybank di Indonesia.
Baca juga: Maybank Indonesia Gaungkan Literasi Hijau sebagai Fondasi Ekonomi dan Lingkungan Sosial
Maybank Indonesia mencatatkan kinerja positif sepanjang enam bulan pertama tahun 2025 dengan membukukan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (PATAMI) melejit 348,1 persen menjadi Rp576 miliar.
Adapun laba sebelum pajak (PBT) secara konsolidasian juga meroket 170,4 persen menjadi Rp766 miliar pada 30 Juni 2025.
Peningkatan laba bersih Maybank Indonesia disokong pendapatan bunga yang tumbuh 5,1 persen menjadi Rp6,64 triliun. Kenaikan pendapatan bunga ini sehubungan dengan loan average balance yang membaik dan manajemen pricing di tengah kondisi penyaluran kredit yang ketat.
Sejurus dengan itu, pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) Maybank Indonesia meningkat 1,7 persen menjadi Rp3,57 triliun meski biaya bunga tetap tinggi.
Kemudian, pendapatan non-nunga (Non-Interest Income/NOII) meningkat 19,0 persen menjadi Rp975 miliar, ditopang pendapatan fees Global Market (GM) yang tumbuh lebih dari tiga kali lipat mencapai Rp178 miliar. Sedangkan gross operating income naik 5,0 persen menjadi Rp4,55 triliun.
Di tengah berbagai tantangan, Maybank Indonesia tetap fokus dalam memperkuat portofolio kredit pada segmen-segmen utama, yakni segmen UKM, korporasi lokal skala besar, dan ritel.
Kredit segmen ritel dan non-ritel Community Financial Services (CFS) tumbuh 9,2 persen year on year (yoy) menjadi Rp84,51 triliun. Kredit segmen non-ritel naik 12,1 persen menjadi Rp37,50 triliun, didukung kredit segmen business banking (komersial) yang tumbuh 17,5 persen, kredit SME+ dan Retail SME (RSME) yang masing-masing tumbuh 10,0 persen dan 8,1 persen.
Baca juga: Jurus Allianz Life dan Maybank Indonesia Dukung Nasabah Wujudkan Rencana Finansial
Dari sisi funding, dana pihak ketiga tetap stabil sebesar Rp114,70 triliun di Juni 2025. Rinciannya, giro meningkat 14,2 persen menjadi Rp41,70 triliun didukung utamanya oleh simpanan segmen non-ritel.
Sedangkan tabungan stabil sebesar Rp22,80 triliun, sedangkan Deposito Berjangka turun 10,8 persen sejalan dengan strategi bank untuk meningkatkan rasio CASA yang menjadi 56,2 persen pada Juni 2025 dari 51,3 persen pada Juni 2024.
Lebih jauh, rasio Loan to Deposit/LDR bank only tercatat sebesar 89,1 persen, dan Rasio Kecukupan Likuiditas (Liquidity Coverage Ratio/LCR) bank only tetap pada tingkat yang sehat sebesar 152,2 persen, jauh di atas ketentuan regulator sebesar 100 persen.
Adapun Net Stable Funding Ratio/NSFR bank only berada pada level 106,8 persen. Sementara, Rasio Kecukupan Modal (CAR) tetap kuat pada level 26,6 persen dan CET1 pada level 25,4 persen. (*)
Editor: Galih Pratma
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More
Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More