Moneter dan Fiskal

Dipengaruhi Sentimen Global, BI Sebut Pelemahan Rupiah Hanya Sementara

Jakarta – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti menyatakan, pelemahan nilai tukar rupiah disebabkan oleh sentimen ekonomi global yang berdampak pada pasar domestik. Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turut memengaruhi pergerakan rupiah.

Destry menjelaskan, sejak akhir tahun lalu, pasar saham mengalami koreksi yang cukup signifikan. Salah satu faktor yang mendorong penurunan saham adalah berbagai kebijakan Presiden Donald Trump, yang berdampak pada perekonomian secara keseluruhan.

“Saham memang sangat dekat kaitannya dengan sentimen di ekonomi, baik global yang akhirnya berpengaruh ke domestik. Kalau kita lihat berbagai kebijakan Trump akan memberikan dampak terhadap ekonomi secara keseluruhan,” ujar Destry dalam konferensi pers RDG, dikutip, Kamis, 19 Maret 2025.

Baca juga: IHSG Terguncang, Bos BI Yakinkan Investor Tetap Optimis

Adapun saham secara year to date (ytd) dari Januari-Maret 2025 mengalami outflow Rp22 triliun. Sedangkan untuk Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) inflow Rp25 triliun.

“Jadi artinya kalau kita bicara SBN, SRBI lebih ke fundamental, jadi kita harapkan bahwa apa yang terjadi kemarin sifatnya temporer, karena shock kebijakan di global,” imbuhnya.

BI Jaga Stabilitas Rupiah di Pasar

Oleh sebab itu, Destry pun menekankan bahwa Bank Indonesia akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

“BI akan terus berada di market, kita juga beberapa hari ini menunjukan ke market bahwa koreksi rupiah ini kita harapkan temporary. Sehingga BI masuk di intervensi atau spot, DNDF,  dan kalau diperlukan kita juga masuk di SBN,” katanya.

Baca juga: OJK Terbitkan Kebijakan Buyback Saham Tanpa RUPS di Tengah Kondisi Pasar Fluktuatif

Destry menambahkan bahwa pergerakan rupiah selama ini relatif stabil dengan negara-negara peers. Pasalnya, perekonomian di berbagai negara sama-sama tengah menghadapi ketidakpastian global yang tinggi.

Kebijakan DHE SDA untuk Menambah Pasokan Dolar

Selain itu, kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) yang wajib diparkir di sistem keuangan Indonesia sebanyak 100 persen selama 1 tahun diharapkan akan menambah suplai dolar di pasar. Sehingga bisa menjadi tambahan bantalan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

“Kita berharap ini akan positif untuk supply dolar kita di pasar. Apalagi dimungkinkan terjadinya konversi (DHE SDA), sehingga itu akan menambah supply dolar di pasar. Dan ini membuat kami menjadi lebih confidence untuk menjaga stabilitas rupiah,” ungkap Destry. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

Livin’ Fest 2025 Siap Digelar di Grand City Convex Surabaya, Catat Tanggalnya!

Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More

9 mins ago

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

14 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

15 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

16 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

17 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

17 hours ago