Jakarta – Pasca menguat tajam di perdagangan pertama semester II Senin kemarin, harga CPO dibuka gap down di
level 2.483 ringgi per ton pada hari ini, 4 Juli 2017.
Mengutip riset Monex Investindo Futures, hal ini dikarenakan secara tradisional setelah bulan Ramadan permintaan CPO cenderung menurun, sehingga memberikan tekanan turun terhadap harga.
Meski demikian minyak nabati ini masih dinaungi beberapa sentimen positif yang memberikan peluang rebound. Sementara penguatan tajam pada hari Senin kemarin dipicu oleh kenaikan kompetitornya minyak kedelai.
Sepanjang pekan lalu minyak kedelai menunjukkan kinerja impresif di Chicago Board of Trade yang mencatat kenaikan empat hari beruntun.
Penguatan minyak kedelai kembali berlanjut Senin kemarin hingga menyentuh level tertinggi 4 bulan setelah Departemen Pertanian AS melaporkan penanaman dan stok kedelai yang lebih rendah dari perkiraan.
Kurs ringgit Malaysia yang melemah terhadap dolar AS menjadi sentimen positif kedua bagi CPO.
Dari sisi demand, secara tradisional setelah bulan Ramadan permintaan CPO cenderung menurun, kemungkinan membatasi kenaikan harga CPO.
Potensi pergerakan CPO di Bursa Derivatif Malaysia hari ini di kisaran 2.470 – 2.510 ringgit per ton. Sementara di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia diperdagangkan di kisaran 8.965 oper kilogram, dengan rentang perdagangan potensial Rp8.460 – Rp8.900 rupiah per kilogram. (*)
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI) terus berupaya mendorong lonjakan penjualan bisnis kendaraan… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama anggota Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa, data perdagangan saham pada pekan ini,… Read More
Bangkok – Perkembangan layanan pembayaran non tunai alias QR Code di Negeri Gajah Putih begitu… Read More
Jakarta – BNI Asset Management atau BNI AM kembali berkolaborasi dengan Mandiri Sekuritas menyelenggarakan kegiatan… Read More
Bangkok – Presiden Bangkok Bank dan Presiden Komisaris Bank Permata, Chartsiri Sophonpanich mengungkapkan, Indonesia menjadi bagian… Read More