Jakarta–Ketidakpastian rencana Federal Reserve AS soal kenaikan suku bunga (Fed fund rate) dan tren perlambatan ekonomi nasional, membuat Bank Indonesia (BI) dilema untuk memutuskan besaran suku bunga acuan (BI Rate).
Pernyataan tersebut seperti disampaikan Kepala Grup Riset Ekonomi Direktorat Kebijakan Ekonomi BI, Yoga Affandi, di Jakarta, Senin 7 Desember 2015. “(Chairman The Fed) Janet Yellen yakin akan naikkan suku bunga di Desember ini sebesar 25 basis poin,” ujarnya.
Namun, kata dia, sejauh ini pemulihan kondisi ekonomi dan sosial di AS tidak sesuai ekspektasi awal dan belum benar-benar pulih seperti sebelum terjadi krisis global. “Sekarang ini AS akan mendorong produktivitas, tetapi kondisinya tidak memberikan confidence terkait kenaikan Fed fund rate. Sehingga, menimbulkan riak-riak di emerging market,” tukasnya.
Selain itu, lanjut Yoga, kondisi perekonomian Indonesia juga masih diwarnai oleh isu negatif dari perlambatan ekonomi Tiongkok serta berlanjutnya tren penurunan harga komoditas global. “Kalau ekonomi China (Tiongkok) melambat dan kita sebagai pemasok komoditas akan terpengaruh,” ucap dia.
Dirinya memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2016 diperkirakan akan sebesar 6,3%, sehingga potensi penguatan ekonomi di negara berkembang semakin kecil. Sementara perlambatan ekonomi Indonesia yang dibarengi tren penurunan inflasi dan defisit neraca transaksi berjalan, tidak serta-merta bisa memaksa BI untuk melonggarkan kebijakan moneter.
“Selama tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung melambat. Kami mengetahui bahwa pada November 2015 nilai tukar rupiah lebih stabil dari bulan sebelumnya. Yang menggembirakan, current account deficit juga terus mengalami penurunan,” ungkap Yoga.
Lebih lanjut dia menyatakan, kendati inflasi 2015 diperkirakan akan berada di bawah 4%, namun hal tersebut bukan satu-satunya alasan bagi bank sentral untuk menurunkan BI Rate pada 17 Desember mendatang. Dimana saat ini tingkat suku bunga acuan BI berada pada level 7,5%. (*) Rezkiana Nisaputra
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More