Jakarta – Sesuai prediksi berbagai pihak, Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserves (The Fed) kembali menaikkan suku bunga acuannya, Fed Fund Rate, sebesar 75 bps, demi mengejar ambisinya menekan inflasi domestik AS hingga ke level dua persen.
Hal ini menjadi sentimen utama bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk melanjutkan tren pelemahan dari hari sebelumnya.
Membuka perdagangan Kamis (3/11), indeks kembali melemah sebesar 0,29 persen, menuju 6.995,58.
Sebanyak 167 saham menguat, 202 saham melemah, dan 185 lainnya stagnan. Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp1,04 triliun dari 1,97 miliar yang diperdagangkan.
Indeks LQ45 merosot 0,37 persen ke 995,36, indeks JII terkoreksi 0,42 persen di 606,94, sedangkan indeks IDX30 turun 0,43 persen menuju 523,43.
Mayoritas indeks sektoral masih terendam di zona merah, seperti sektor teknologi yang melemah 0,29 persen, properti 0,06 persen, nonsiklikal 0,49 persen, infrastruktur 0,73 persen, dan industri 0,27 persen.
Selain itu masih ada sektor kesehatan yang melorot 0,31 persen, siklikal 0,28 persen, dan bahan baku yang turun sebesar 0,12 persen.
Sedangkan sektor saham yang berhasil menghijau yaitu sektor energi yang menguat 0,77 persen, keuangan 0,03 persen, dan transportasi 0,09 persen.
Saham-saham yang masuk top gainers adalah PT Pan Brothers Tbk (PBRX), PT Batavia Prosperindo Trans Tbk (BPTR), dan PT Wintermar Offshore Tbk (WINS).
Sebaliknya, deretan saham top losers diisi oleh PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES).
Tiga saham yang teraktif diperdagangkan adalah PT Bukit Darmo Property Tbk (BKDP), PT Gozco Plantations Tbk (GZCO), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
Sedangkan tiga saham dengan volume terbesar antara lain PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC), dan PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP).
Tiga saham dengan nilai transaksi terbesar meliputi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
Dengan kondisi perekonomian global yang belum menentu, aksi menunggu dan mencermati (wait and see) adalah langkah yang dirasa paling tepat untuk dilakukan bagi pelaku pasar saat ini.
Terlebih, dengan naiknya Fed Fund Rate membuat pelaku pasar kini harap-harap cemas terhadap respon Bank Indonesia (BI), apakah akan turut mengumbar kebijakan agresif serupa yang dilakukan The Fed. (*) TAF
Jakarta - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 diselenggarakan pada hari ini, Rabu 27 November 2024.… Read More
Jakarta – Indonesia tengah menjalani proses aksesi untuk masuk sebagai anggota Organisation for Economic Co-operation and Development… Read More
Jakarta - Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2 persen… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life (BRI Life) menjalin kerja sama dengan Dinas Tanaman Hias… Read More
Jakarta – Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung menggunakan hak suaranya di… Read More
Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada 2024 di Bojongkoneng, Bogor,… Read More