Keuangan

Digitalisasi Sebuah Keniscayaan dalam Pertumbuhan Industri Keuangan

Jakarta – Digitalisasi sudah menjadi jawaban pasti untuk menjawab tantangan yang ada saat ini. Namun demikian, ternyata digitalisasi bukan satu-satunya jawaban terhadap tantangan jaman now.

Tantangan jaman now yang makin kompleks membutuhkan solusi yang sifatnya fundamental. Hal inilah yang disampaikan oleh Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Filianingsih Hendarta.

Menurutnya, transformasi digital bukan hanya tantang melakukan perubahan bisnis dari proses manual ke automasi atau menggunakan teknologi tercanggih. Transformasi digital memiliki makna yang lebih dalam, yakni sebuah perubahan pola pikir yang membawa kita ke perubahan perilaku.

“Digital transformation is not about technology, it’s about people,” ujarnya, pada Webinar Infobank dan Telkomsigma dengan tema: Transformation in Financial Industry “Shifting of Service into Digital Platform in The Era of New Normal”, di Jakarta.

Maka dari itu, wanita yang meniti karir dari Kantor Bank Indonesia Surabaya pada tahun 1987 ini menyarankan beberapa elemen penting yang harus dimiliki oleh para pelaku bisnis di industri perbankan kalau ingin maju pesat dalam era digital ini, yakni pentingnya customer experience atau consumer centric, kolaborasi dengan perusahaan digital lainnya seperti startup dan fintech, serta digitalisasi yang menggerakkan stabilitas keuangan nasional.

Nah, sebagai kerangka perkembangan digitalisasi pada industri keuangan ke depan, Filianingsih menyatakan bahwa Bank Indonesia telah membuat blueprint sistem pembayaran Indonesia (BSPI) tahun 2025. Yang mana dengan adanya blueprint ini, diharapkan industri keuangan di Indonesia dapat memaksimalkan potensi untuk mengembangkan inovasi, tapi juga sekaligus memitigasi risiko yang ada.

“Blueprint ini berorientasi penuh untuk membangun ekosistem yang sehat,” terangnya.

Bank Indonesia (BI) mencatatkan angka pertumbuhan transaksi digital baik e-commerce maupun digital banking di era pandemi covid-19. Tercatat paling signifikan transaksi e-commerce naik hingga 39% secara kuartalan di kuartal II-2020.

Sementara itu, volume transaksi digital banking juga mengalami pertumbuhan yang tinggi sebesar 38,81% (yoy) hingga Juli 2020. BI pun memprakirakan berbagai transaksi sistem pembayaran kembali meningkat sejalan prospek pemulihan ekonomi dan perkembangan positif berbagai inovasi pada aktivitas ekonomi dan keuangan digital. (*) Steven

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Harita Nickel Raup Pendapatan Rp20,38 Triliun di Kuartal III 2024, Ini Penopangnya

Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More

1 hour ago

NPI Kuartal III 2024 Surplus, Airlangga: Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal Terjaga

Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More

1 hour ago

Peluncuran Reksa Dana Indeks ESGQ45 IDX KEHATI

Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More

3 hours ago

Pacu Bisnis, Bank Mandiri Bidik Transaksi di Ajang GATF 2024

Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More

3 hours ago

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

5 hours ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

5 hours ago