Keuangan

Digitalisasi Makin Masif, Bos BI Ajak Industri Keuangan Syariah Tangkal Serangan Siber

Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengajak segenap ekosistem keuangan syariah nasional untuk memerangi serangan siber (cyber attack) di tengah tren digitalisasi yang terus meningkat.

“Digitalisasi memiliki dampak positif yang besar bagi lembaga perbankan, bagi efisiensi transaksi, apalagi untuk para pelaku UMKM. Digitalisasi menghilangkan sekat-sekat perbatasan antar negara dalam hal transaksi keuangan. Tapi ingat, digitalisasi ini menyimpan risiko di baliknya. Beberapa aspek digitalisasi rentan akan serangan siber. Di sinilah Islam harus berperan,” ujar Perry pada acara The 9th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference (IIMEFC) yang termasuk dalam rangkaian event Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2023 di Jakarta, Rabu, 25 Oktober 2023.

Baca juga: Wapres Ajak Pengusaha ‘Hijrah’ Gunakan Produk Keuangan Syariah

Lebih lanjut, Perry jelaskan bahwa kompleksitas risiko siber dari pertumbuhan teknologi digital bukan hanya sekadar pencurian data semata, namun telah terdiversifikasi ke dalam beberapa bentuk negatif lainnya, seperti judi online hingga pinjaman online (pinjol) ilegal.

Agama Islam yang mana salah satunya termanifestasi dalam bentuk ekosistem keuangan syariah atau halal industri saat ini, dinilainya bisa menjadi proteksi terdepan dalam menangkal risiko-risiko siber. Tiga aspek kunci dalam keuangan dan ekonomi syariah, yakni rahmatan lil alamin’, amanah, dan adil, menjadi fondasi keyakinan yang kuat untuk menangkal sisi-sisi negatif digitalisasi.

“Tidak mungkin Anda bisa mengembangkan ekonomi yang syariah kalau tidak rahmatan lil alamin, tidak memberikan pengaruh baik kepada semua orang. Mendukung pertumbuhan ekonomi secara inklusif, jangkau sektor UMKM, terapkan green economi, ini adalah rahmatan lil alamin,” terangnya.

Baca juga: Begini Cara Bank DKI Genjot Literasi Keuangan Syariah di RI

Sebagai informasi, BI mencatat berbagai jenis transaksi digital masih tumbuh pesat hingga kuartal III 2023. Tercatat transaksi digital banking tumbuh 12,83% secara tahunan menjadi Rp15.148,71 triliun.

Kemudian, nominal transaksi QRIS tercatat melesat 87,90% menjadi Rp5,92 triliun. Lalu, transaksi uang elektronik juga masih tumbuh pesat, yakni sebesar 10,34% menjadi Rp116,54 triliun. Steven Widjaja

Galih Pratama

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

6 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

6 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

6 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

8 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

8 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

11 hours ago