News Update

Digitalisasi BNI Sentuh 22 Juta Warga

Jakarta — Transformasi perbankan menjadi lembaga keuangan yang berbasis digital telah memberikan hasil yang cukup memuaskan, antara lain dalam hal menembus keterbatasan jangkauan. Hal itu dapat dilihat dari pencapaian digitalisasi layanan perbankan yang dilakukan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). 

Konsisten dengan pengembangan teknologi digitalnya, BNI mencatat bahwa layanannya telah dinikmati oleh setidaknya 22 juta pengguna electronic channel yang diberikan perseroan untuk mewujudkan program inklusi keuangan.

“BNI sebagai salah satu anggota Himbara serta agent of development terus berperan aktif mendukung inklusi keuangan melalui berbagai macam program seperti bantuan sosial, Program Keluarga Harapan (PKH), PNM Mekaar, bantuan presiden produktif, hingga Agen46. Dimana Total Penyaluran Program Inklusi Keuangan BNI hingga September 2020 telah mencapai sekitar Rp50,02 triliun dan dinikmati oleh 22,6 Juta penerima program Inklusi Keuangan,” ujar Direktur IT dan Operasi YB Hariantono di Jakarta, awal pekan ini.

Iqbal menurutkan, BNI berupaya agar tujuan pemerintah dan regulator untuk mempercepat Inklusi Keuangan dapat terwujud. Target program ini adalah menciptakan sebuah kondisi di mana setiap anggota masyarakat mempunyai akses terhadap berbagai layanan keuangan formal yang berkualitas, tepat waktu, lancar, dan aman dengan biaya terjangkau sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing. 

Hingga saat ini, berbagai solusi digital telah diberikan BNI untuk menjawab tantangan dalam mewujudkan inklusi keuangan mulai dari desa hingga ke kota. Di pedesaan, BNI memberikan berbagai solusi kepada masyarakat, yaitu: 

Pertama, melengkapi Agen46 dengan perangkat digital terbaik, sehingga setiap Agen46 mampu memenuhi Layanan Keuangan Tanpa Kantor untuk Keuangan Inklusif (Laku Pandai). Melalui jaringan Agen46 ini, BNI mampu menghadirkan layanan perbankan bagi masyarakat hingga menembus ke wilayah-wilayah terpencil di Indonesia.

Kedua, memperbarui New UI BNI Mobile Banking yang kini mencapai 7 Juta pengguna aktif. BNI Mobile Banking menjadi salah satu platform transaksi yang handal bagi nasabah setia BNI. 

Ketiga, Smartfarming 4.0, yaitu konsep smartfarming yang menggabungkan pertanian dengan teknologi sensor tanah dan cuaca, sehingga dapat memberikan rekomendasi bagi petani mengenai waktu tanam dan pupuk, hingga waktu pengairan. Ini menjadi jalan masuk bagi BNI untuk memberikan bantuan lain bagi petani, yaitu dukungan pembiayaan. Skema serupa diterapkan juga bagi para pelaku usaha sector perikanan tangkap (Smart Fisheries), dan pelaku usaha budidaya (Smart Aquaculture).

Keempat, Kartu Tani, yaitu sarana akses layanan perbankan yang terintegrasi (simpanan, transaksi, penyaluran pinjaman), juga berfungsi sebagai kartu subsidi/ wallet. Lebih dari 5,4 Juta Penerima Kartu Tani BNI telah menebus pupuk bersubsidi. Kartu Tani ini berguna untuk transfer dan pengambilan cash (seperti kartu Debit), sistem subsidi pupuk agar tepat sasaran, dan juga monitoring kuota pupuk subsidi. 

Kelima, BNI Move atau Mobile Innovation for Digital MSME Ecosystem merupakan aplikasi yang mendukung konsep penyaluran kredit pada UMKM secara digital. Melalui aplikasi BNI MOVE, debitur tidak perlu lagi datang ke kantor cabang BNI untuk mengajukan kredit baik untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun BNI Wirausaha (BWU), sehingga sejalan dengan dengan imbauan physical distancing dalam menekan penyebaran Covid-19. 

Keenam, API Services, di mana BNI berperan aktif dalam menyongsong era digitalisasi dengan membuka API Services ini bagi seluruh penyedia layanan finansial seperti fintech, hingga start up. API Services ini membantu ekosistem B2B atau B2C mereka para fintech atau startup. 

Ketujuh, Kartu TapCash, yaitu Uang Elektronik pengganti Uang Tunai yang dapat diisi ulang, dapat digunakan untuk pembayaran pada merchant-merchant kerjasama BNI. Hingga saat ini lebih dari 8 Juta TapCash BNI telah tersebar dan dapat digunakan sebagai solusi cashless transaction BNI. 

Kedelapan, QRIS (QR Code Indonesia Standard) adalah standar QR Code untuk sistem pembayaran Indonesia yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) sejak 2019 untuk mendorong kualitas sistem pembayaran di Indonesia. Saat ini lebih dari 190 Ribu Merchant BNI telah menggunakan QRIS. 

Kesembilan, BNI Sonic (Self Service Opening Account), hadir untuk mempermudah calon nasabah dalam membuka rekening tabungan dengan lebih praktis dan cepat. Layanan BNI SONIC ditangani oleh mesin secara cepat dan menyeluruh sehingga ketika selesai membuka rekening, nasabah dapat langsung menggunakan kartu debit secara normal layaknya membuka tabungan di outlet konvensional. 

Layanan BNI SONIC sangat mempermudah terutama bagi calon nasabah milenial yang digital savy. Layanan ini cocok unuk nasabah yang memiliki keterbatasan waktu untuk datang ke outlet konvensional. Rata-rata durasi pembukaan rekening adalah 2 Menit 45 Detik atau 3 Menit. BNI Sonic menjadi langkah awal proses Branch Transformation dan saat ini tersedia di 7 outlet Digital Branch BNI serta sering dipergunakan di berbagai event BNI. Saat ini, lebih dari 100 Ribu Rekening Baru berhasil dibuka menggunakan mesin BNI Sonic. 

Kesepuluh, Digital Opening Account: yang mendukung proses digitalisasi dalam inklusi keuangan khususnya pembukaan rekening tabungan. BNI meluncurkan BNI Digital Opening Account yang memberikan kemudahan pembukaan tabungan kapan dan di mana saja menggunakan perangkat smartphone. Sejak diluncurkan pada 5 Juli 2019, hingga saat ini aplikasi ini telah diakses hampir 300 ribu pengguna dengan pembukaan rekening sebanyak 19.700 rekening. 

Kesebelas, BNI More atau BNI Mobile Remittance merupakan aplikasi kiriman uang yang dapat diakses melalui smartphone yang memudahkan para pekerja Migran Indonesia khususnya di Singapura untuk ke seluruh bank di Indonesia secara mudah, aman, cepat dan terpercaya. Sampai saat ini total transaksi melalui BNI MoRe sebanyak lebih dari 90.000 transaksi dengan volume mencapai USD27.000.

Keduabelas, EDC atau Electronic Data Capture yaitu sebuah alat penerima pembayaran yang dapat menghubungkan antar rekening bank. Di BNI, terdapat 2 jenis EDC yaitu EDC online dan EDC offline. EDC Offline merupakan sistem yang dikembangkan oleh BNI untuk dapat menghadirkan layanan transaksi di daerah-daerah terpencil yang belum tersentuh oleh infrastruktur network. Sistem ini dibangun tanpa perlu menggunakan infrastruktur network untuk dapat melakukan transaksi dengan verifikasi menggunakan teknologi biometrik. 

Saat ini layanan ini dihadirkan untuk membantu program Pemerintah dalam hal mendistribusikan bantuan sosial di daerah remote. BNI juga mengembangkan EDC Android, yang mendukung pembukaan rekening simpanan dan layanan keuangan melalui mesin EDC, sehingga memudahkan akses nasabah untuk melakukan pembukaan rekening melalui event/ komunitas tanpa datang ke outlet/Cabang.

Berbagai solusi digital telah disiapkan oleh BNI untuk menjawab tantangan dalam mengimplementasikan inklusi keuangan, membangun bisnis dan ekosistem digital sesuai dengan kebutuhan nasabahnya di seluruh pelosok negeri. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Eastspring Investments Gandeng DBS Indonesia Terbitkan Reksa Dana Berbasis ESG

Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More

1 hour ago

Transaksi Kartu ATM Makin Menyusut, Masyarakat Lebih Pilih QRIS

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More

1 hour ago

BTN Raih Sertifikat Predikat Platinum Green Building

Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More

1 hour ago

BI Catat DPK Tumbuh 6 Persen per Oktober 2024, Ditopang Korporasi

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More

2 hours ago

Apindo Tolak Kenaikan PPN 12 Persen: Ancam Daya Beli dan Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

2 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Ditutup Menghijau ke Level 7.195

Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More

2 hours ago