Jakarta – PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) mencatatkan laba bersih Rp351,62 miliar sepanjang semester I 2024. Pencapaian itu terkontraksi 6,60 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp376,48 miliar.
Meski mengalami koreksi, penyusutan laba Bank Sumut relatif lebih baik di bandingkan sejumlah BPD-BPD kakap, yang pada periode sama mengalami penurunan hingga double digit.
Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan Kamis, 19 September 2024, salah satu faktor penurunan laba Bank Sumut adalah akibat lonjakan beban bunga. Hingga Juni 2024, beban bunga mengalami lonjakan 118,25 persen, dari Rp484,39 miliar menjadi Rp1,06 triliun. Sebenarnya, pendapatan bunga bank ini masih tumbuh solid, naik 38,74 persen, atau menjadi Rp2,23 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersihnya terkontraksi 2,56 persen menjadi Rp1,70 triliun.
Baca juga: Top! Bank Sumut Sabet Dua Penghargaan di Ajang CNN Awards
Dari sisi fungsi intermediasi, BPD yang dipimpin Babay Farid Wazdi sebagai direktur utama ini menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp29,65 triliun di semester I 2024. Realisasi itu meningkat 3,64 persen ketimbang Rp28,61 triliun di periode sama tahun sebelumnya.
Kualitas kredit juga terjaga baik. Di tengah melemahnya daya beli masyarakat, rasio kredit bermasalah (NPL) justru bisa ditekan ke level 2,55 persen, lebih baik dibandingkan 2,78 persen di semester I 2023.
Sedangkan dari sisi funding, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh tipis 2,25 persen, dari Rp33,32 triliun menjadi Rp34,07 triliun. Struktur DPK tidak banyak berubah, dengan rasio dana murah (CASA) sebesar 57,00 persen, sedikit lebih baik dibandingkan 56,87 persen di periode sama tahun sebelumnya.
Bank Sumut menutup paruh pertama 2024 dengan total aset sebesar Rp41,95 triliun, atau naik tipis 2,99 persen ketimbang Rp40,73 triliun di periode sama tahun lalu.
Baca juga: BPD Hadapi 4 Kerawanan Serangan Siber, BIN Beberkan Strategi Antisipasinya
Adapun rasio-rasio keuangan lain terbilang sangat baik. Rasio kecukupan modal di level 21,32 persen, jauh di atas batas ketentuan minimun dari regulator. Sedangkan loan to deposit ratio (LDR) terjaga di level 87,03 persen.
Dari sisi efisiensi, Bank Sumut mampu menjaga rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) di level 75,83 persen. Net interest margin (NIM) pun tercatat membaik dari 6,14 persen menjadi 6,46 persen. (*) Ari Astriawan
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More