Jakarta–Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun 6,58 poin atau 0,13% ke 5.036,28 pada perdagangan Jumat, 23 Desember 2016. Sementara indeks LQ45 bergerak turun 1,66 poin 0,20% ke 831,76.
Mengutip riset Samuel Sekuritas Indonesia, penurunan ini sejalan dengan Bursa AS ditutup melemah meski data pertumbuhan ekonomi di 3Q16 tercatat jauh diatas konsensus, tercatat 3,5% vs konsensus 3,3% vs 2Q16 3,2%.
Di sisi lain, data jobless claims tercatat meningkat 21.000 menjadi 275.000 di periode 17 Desember, melebihi estimasi konsensus yang sebesar 256.000.
Dari pasar komoditas, harga minyak tercatat menguat ke level USD55/barel, dengan katalis rencana pemangkasan produksi negara penghasil minyak sedangkan emas menguat ke USD1.129/toz seiring dengan pembelian emas untuk cadangan negara (gold reserves) oleh Rusia di bulan November, cadangan tercatat meningkat menjadi 51,9 juta toz.
Bursa wilayah Asia Pasifik pagi ini dibuka turun dengan bursa Jepang ditutup hari ini untuk merayakan hari ulang tahun kaisar Jepang, Kaisar Akihito.
IHSG pun diperkirakan masih stagnan menyambut libur Natal dan Tahun Baru 2017. Berita perubahan rating credit outlook dari Fitch menjadi sentimen positif, rencana pelonggaran ekspor mineral mentah, serta survei Bloomberg yang menyatakan Indonesia dan India merupakan negara favorit investor global untuk emerging market akan menjadi katalis untuk pergerakan bursa. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - Terdakwa Harvey Moeis dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi pada penyalahgunaan izin usaha… Read More
Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More
Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More
Jakarta - Dalam rangka menyambut Natal 2024, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk berbagi kebahagiaan melalui… Read More
Jakarta – Sejumlah bank di Indonesia melakukan penyesuaian jadwal operasional selama libur perayaan Natal dan… Read More
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More