Jakarta – PT Diastika Biotekindo Tbk optimistis mampu membukukan target pendapatan Rp220 miliar hingga akhir 2025. Angka tersebut tumbuh sekitar 35 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp154 miliar.
Menurut Utama Diatika Biotekindo, Franciscus Xaverius Yoshua Raintjung, kondisi pasar saat ini memang sangat menantang. Namun berdasarkan pengalamannya, industri medical device akan mengalami rebound pada semester II 2025. Ini yang membuat emiten dengan kode saham CHEK ini percaya diri bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga double digit.
“Sampai semester I kita masih mencatat pertumbuhan meski sedikit melambat dibanding tahun lalu. Namun di semester II biasanya industri medical device justru tumbuh lebih signifikan,” ujar Yoshua kepada Infobanknews di sela-sela acara Donor Darah, Medical Check Up (MCU), dan Talkshow dengan tema “Jaminan dan Kualitas Darah di Indonesia” di Jakarta, 18 September 2025.
Baca juga: Ada Tantangan Ini, Pendapatan Telkom (TLKM) Turun 3 Persen di Semester I 2025
Untuk merealisasikan target pendapatan tersebut, Yoshua mengaku telah menyiapkan empat jurus kunci. Pertama, melakukan diversifikasi produk dan menambah portofolio produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
“Salah satu produk baru yang kami luncurkan adalah QuidelOrtho, alat untuk cross-matching di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI),” jelasnya.
Kedua, lanjut Yoshua, CHEK akan melakukan ekspansi jaringan dengan sejumlah sub distributor untuk menjangkau berbagai potensi pasar di Tanah Air.
“Kami akan terus ekspansi market dengan ngembangin kerja sama-kerja sama dengan sub-distributor kita di luar pulau karena Indonesia terlalu luas untuk kita cover sendiri,” jelasnya.
Tak hanya pasar domestik, kata Yoshus, Diastika juga tengah mempersiapkan diri untuk melakukan peneterasi ke pasar global. Menurutnya, pasar ekspor masih sangat terbuka. Pihaknya pun telah menargetkan kawasan Afrika dan Timur Tengah sebagai pasar ekspor perseroan.
“Ekspor kami targetkan pasar Afrika dan Timur Tengah, karena kebutuhan pemeriksaan darah di sana masih besar dan produk kami kompetitif,” ujarnya.
Strategi terakhir adalah penguatan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya after sales. Dengan empat strategi tersebut, pendapatan dan laba bersih perseroan diyakini tetap tumbuh hingga akhir 2025.
“Targetnya, margin atau laba bersih tahun ini masih bisa dijaga di level 10 persen tertekan oleh pelemahan rupiah terhadap dolar AS,” ungkap Yoshua.
Baca juga: Kolaborasi dengan OneWeb, AREA31 Incar Pertumbuhan Pendapatan hingga USD20 Juta
Tak sekadar berorientasi bisnis, dalam rangka memperingati Hari PMI, Diastika menyelenggarakan kegiatan sosial berupa Donor Darah, MCU), dan Talkshow dengan tema “Jaminan dan Kualitas Darah di Indonesia”.
Acara tersebut sebagai upaya CHEK dalam mendukung kesehatan masyarakat serta memperkuat kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan di bidang kesehatan dan layanan darah.
“Kami berharap lewat kegiatan ini dapat terus berperan aktif dalam mendukung program-program kesehatan nasional, sekaligus memperkuat kesadaran kolektif tentang pentingnya donor darah sebagai aksi kemanusiaan yang berkelanjutan,” tutup Yoshua. (*)
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More
Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More
Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More