PARA praktisi di sektor perbankan dan pembayaran tentu mengenal sosok Iwan Setiawan. Dia adalah Chief Executive Officer (CEO) Rintis Sejahtera, perusahaan yang mengoperasikan jaringan ATM Prima kepada 79 bank anggotanya untuk mendapatkan solusi transaksi elektronik perbankan yang kini berkembang menjadi digital payment dan ikut berpartisipasi dalam proses akselerasi transaksi non tunai. Sejumlah produk jaringan Prima besutan Rintis yang dapat membantu konsumen dalam melakukan transaksi keuangan selama pandemic diantaranya Prima Payment Solution, Prima QRIS, Prima Top-Up uang elektronik, serta Prima Transaksi Internasional.
Kendati ada kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Iwan Setiawan tetap sibuk memimpin perusahaannya hingga berangkat ke kantor. Begitu juga kegiatan lain yang tetap intens dilakukan Iwan, yaitu berolah raga dan berlatih karate. Bahkan, Iwan memiliki Private Dojo di salah satu rumahnya di Kawasan BSD, sebagai arena untuk “menggembleng” diri.
“Saya setiap hari olahraga pagi, berjemur di teras sambil pemanasan dan peregangan 30 menit, kemudian lanjut olahraga atau fitness di Dojo sekitar 45 menit, Baru sarapan pagi, mandi, dan berangkat ke kantor,” ujar Iwan kepada infobanknews.com, hari ini di Jakarta, Kamis 12 Agustus 2021.
Selain merasa harus tetap berada di garda depan untuk mendukung semangat kerja timnya, Iwan sebagai karateka juga sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian DAN 7. “Dari DAN 6 ke DAN 7, dan ujiannya tahun ini selaras dengan usia saya yang ke 70 tahun,” ujar Iwan yang menjabat sebagai Ketua Umum PB SHINDOKA (Shitoryu Indonesia Karatedo) dan President of Asia Pacific Shitoryu Karatedo Federation ini.
Namun, akibat pandemi Kejuaraan Dunia Karate Shitoryu yang sudah mendapat mandat dari pimpinan World Shitoryu Karatedo Federation, Japan, untuk diselenggarakan di Indonesia tahun ini kemudian diundur menjadi tahun 2023.
Iwan yang sudah mengikuti olah raga karate sejak 1971 ini telah lama mendedikasikan diri untuk ikut mengembangkan olah raga karate di Indonesia dan dunia, khususnya Shitoryu. “Sejak usia 40 tahun, saya sudah deklarasikan diri untuk terus tekun berlatih karate untuk membina kesehatan dan kompetensi saya, dan setiap 10 tahun saya harus ikuti ujian kenaikan DAN, mulai DAN 4 di usia 40 tahun, kemudian DAN 5 di usia 50 tahun, dan berlanjut DAN 6 di usia 60 tahun, dan sekarang usia 70 tahun saya harus mampu ikuti ujian DAN 7,” ujarnya.
Menurutnya, keinginannya untuk terus mengikuti ujian kenaikan DAN lebih sebagai bentuk keteguhan hati dan menjaga kesehatan. “Bukan ijazah DAN yang saya kejar, tapi kebugaran, Kesehatan, dan keteguhan hati agar bisa tetap eksis berjuang selaras dengan amanah-Nya, sehingga bisa tetap berkontribusi bagi orang banyak,” pungkas Iwan yang berharap 10 tahun ke depan tetap mampu mengikuti ujian DAN 8 ketika menginjak usia 80 tahun. (KM)
Jakarta - Sejumlah bank digital di Indonesia telah merilis laporan keuangan pada kuartal III 2024.… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (18/11) masih ditutup pada zona… Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencatat penermaan dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Oktober 2024 mencapai… Read More
Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More