Perbankan

Di Tengah Pandemi, OJK Klaim Kinerja Bank Syariah Masih Baik

Jakarta – Deputi Direktur Pengembangan Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Gunawan Setyo Utomo menyatakan, meski di tengah tekanan akibat pandemi Covid-19, industri perbankan syariah masih mencatatkan kinerja positif. Bahkan, pertumbuhan beberapa pos keuangannya berhasil melampaui perbankan konvensional.

“Per Agustus 2020, aset perbankan syariah tumbuh 10,97% (yoy) atau lebih baik jika dibanding perbankan konvensional yang berada di angka 7,77%. Untuk pembiayaan yang diberikan (PYD) juga relatif baik yakni tumbuh 9,42%, jika dibanding perbankan konvensional yang tumbuh 0,55%,” terangnya pada sebuah webinar di Jakarta, Rabu, 11 November 2020.

Sedangkan untuk dana pihak ketiga (DPK), lanjut Gunawan, tumbuh 11,56% atau berada sedikit di atas perbankan konvensional yang tumbuh 11,49%. Namun yang terpenting ia menegaskan, hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan secara keseluruhan masih bagus.

Sebagai informasi, per Agustus 2020 total aset perbankan syariah tumbuh 10,97% menjadi Rp550,63 triliun, PYD tumbuh 9,42% menjadi Rp378,98 triliun, dan DPK tumbuh 11,56% menjadi Rp436,77 triliun. Sementara, jumlah rekening yang dilayani industri perbankan syariah nasional terdiri dari rekening DPK sebanyak 34,88 juta rekening dan PYD 5,75 juta rekening.

“Terkait kinerja keuangan perbankan syariah, kami OJK, Bank Indonesia (BI), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus menjaganya. Kinerja keuangan perbankan syariah masih cukup resilient selama pandemi, dapat dilihat dari CAR (capital adequacy ratio) berada di angka 20,37%, NPF (non performing financing) 3,31%, BOPO (beban operasional pendapatan operasional) 83,13%, dan ROA (return on asset) di angka 1,58%,” tambahnya.

Ke depan, lanjut Gunawan, OJK akan terus melakukan transformasi dan arah pengembangan industri perbankan syariah, dengan harapan munculnya new indentity dari islamic banking agar masyarakat mendapatkan keunikan bisnis dan produk dari perbankan syariah.

“Arah pengembangan perbankan syariah 2020-2024, kita mengharapkan perbankan syariah mampu berdaya saing tinggi dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan pembangunan sosial. Di sini kita ada tiga pilar, yakni penguatan identitas perbankan syariah, sinergi ekosistem ekonomi syariah, dan optimalisasi faktor pendukung (enabler),” katanya (*) Bagus Kasanjanu

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

13 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

14 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

16 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

17 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

17 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

20 hours ago