Ilustrasi: Asuransi kesehatan. (Foto: Istimewa)
Poin Penting
Jakarta – Kehadiran Medical Advisory Board (MAB) atau Dewan Penasihat Medis dinilai menjadi solusi strategis untuk menekan potensi fraud dan overutilisasi dalam industri asuransi kesehatan.
Dengan pendekatan ilmiah dan objektif, MAB diharapkan dapat memperkuat tata kelola serta meningkatkan akurasi dalam pengambilan keputusan klaim.
Menurut Dedi, MAB bisa menjadi katalis perbaikan sistemik di industri asuransi. Selama ini, banyak perusahaan hanya mengandalkan dokter internal yang berfokus pada administrasi polis, bukan pada perkembangan klinis terkini.
“Dokter internal itu biasanya dokter umum, dan fokusnya lebih ke administrasi klaim. Sementara dokter praktik di luar sudah berkembang jauh, ada yang sudah pakai robotik dan teknologi baru. Jadi ada kesenjangan pemahaman medis di situ,” ujarnya saat ditemui usai peluncuran MAB by Deswa di Jakarta, Kamis (16/10).
Baca juga: Dewan Penasihat Medis Kini Wajib, Bagaimana Nasib Perusahaan Asuransi Kecil?
Dalam konteks itu, MAB berperan sebagai forum objektif yang menjembatani perbedaan pandangan antara dunia medis dan perusahaan asuransi.
“Kalau ada dispute atau perbedaan interpretasi medis, bisa dibawa ke MAB. Di situ ada panel profesional lintas bidang yang menilai secara ilmiah,” kata Dedi.
Melalui mekanisme tersebut, MAB tak hanya memperkuat pengawasan terhadap klaim, tetapi juga membantu perusahaan mengidentifikasi indikasi overutilisasi atau tindakan medis yang berlebihan. Dengan analisis yang berbasis keilmuan, keputusan klaim menjadi lebih tepat dan transparan, sekaligus menekan potensi moral hazard yang merugikan industri.
Baca juga: Pertama di Indonesia, Deswa Integra Group Hadirkan Dewan Penasihat Medis Independen
Dedi menegaskan, kewajiban pembentukan MAB merupakan langkah strategis yang akan memperkuat integritas industri dalam jangka panjang.
“Secara prospek, MAB ini akan bagus untuk industri. Selain karena diwajibkan regulator, sebenarnya kebutuhan itu datang dari dalam perusahaan asuransi sendiri. Mau tidak mau, ini arah yang harus diambil,” imbuhnya. (*) Alfi Salima Puteri
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More
Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More
Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More