Devaluasi Yuan diperkirakan masih akan berlanjut, langkah itu juga dikhawatirkan akan ditiru oleh negara tetangga lain. Ria Martati
Jakarta–Pelemahan nilai tukar Rupiah yang masih terus berlanjut menurut Executive Director Mandiri Institute Organization Destry Damayanti merupakan dampak devaluasi Yuan.
“Kalau The Fed sih sebenarnya kita tidak perlu khawatir lagi. Tren ekonomi di China kan masih terus memburuk, dia sudah beberapa kali menurunkan suku bunga dan ternyata nggak bisa mendorong ekonomi mereka. Mau nggak mau mereka mendorong lagi ekspornya dia dengan cara mendevaluasi Yuan lagi,” kata Destry di Jakarta, Senin, 7 September 2015.
Menurutnya, masih ada kemungkinan China akan mendevaluasi kembali mata uangnya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Pasalnya, sebelumnya ekonomi China tumbuh pesat, 2012 mulai melambat, kemudian China melakukan devaluasi dengan harapan dapat meningkatkan ekspor. Langkah tersebut menurtnya lebih berdampak bagi Indonesia dan Asean.
“China itu jangkar ekonomi di Asia, kita face to face dengan mereka. Kalau ada pergerakan di sana, mau nggak mau kita kena. Kalau China devaluasi terus, competitiveness Malaysia, Thailand, dan Vietnam akan berkurang. Mau nggak mau mereka ikut mendevaluasi,” kata dia.
Pelemahan Rupiah, lanjut Destry akan sangat berdampak pada ekonomi Indonesia. Pasalnya, Indonesia masih mengimpor 76% bahan baku untuk produksi dan konsumsi domestik.
Oleh karena itu ia mengusulkan Pemerintah mendaftar industri dengan konten impor rendah dan dapat dikembangkan.
Selain itu juga, ia meminta Pemerintah tidak hanya fokus untuk memberi insentif pajak, tapi juga berikan permodalan, teknologi, dan kemudahan ijin.
Indonesia juga menurutnya harus waspada pada perkembangan harga komoditas. Pasalnya, Korea Selatan memiliki cadangan minyak baru.
“Ini akan mempengaruhi kita karena 70 persen lebih ekspor kita dari komoditas. Tapi faktor dari China saja sudah menampar kita,” tandasnya. (*)
Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) berencana mengambil alih (take over)… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor pada Oktober 2024 mengalami peningkatan. Tercatat, nilai ekspor Oktober… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 mencatatkan surplus sebesar USD2,48… Read More
Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) baru saja menggelar Rapat Umum… Read More
Jakarta - Rupiah diperkirakan akan melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring penguatan dolar… Read More
Jakarta - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir sejumlah rekening milik Ivan Sugianto… Read More
View Comments
saya kutip: "Kalau China devaluasi terus, competitiveness Malaysia, Thailand, dan Vietnam akan berkurang. Mau nggak mau mereka ikut mendevaluasi" kalau rupiah tidak usah ikut2an di devaualsikan untuk meingkatkan daya saing, karena akan turun sendiri nilainya tanpa perlu di turun2 kan nilainya.