Moneter dan Fiskal

Deputi Gubernur BI Ungkap Biang Kerok Harga Beras Melonjak

Jakarta – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Aida S. Budiman mengungkapkan kenaikan harga beras yang menebus 4,4 persen pada September 2023. Pasalnya, hal ini dapat memicu inflasi terutama pada volatile food atau inflasi komponen bergejolak.

Dia menjelaskan bahwa kenaikan harga beras tersebut disebabkan oleh dua faktor, yaitu musim tanam yang baru dan juga adanya dampak dari El Nino yang mengalami perpanjangan.

Baca juga: Kenaikan Harga Beras Picu Inflasi, Ekonom Sarankan Pemerintah Lakukan Hal Ini

“Di September ini kita lihat kenaikannya sudah 4,4 persen, tapi dia naik karena musim tanamnya sekarang baru mulai, itu yang pertama, yang panen sekarang pun dia panen gaduh dan memang kita lihat ada El Nino yang sedikit mengalami perpanjangan,” ungkap Aida dalam konferensi pers RDG, dikutip, Jumat, 22 September 2023.

Namun, tambah Aida, indeks kekuatan EL Nino masih tetap lemah, hanya saja ada sedikit panjang. Awalnya, diperkirakan El Nino akan selesai di akhir tahun, bergeser hingga awal tahun 2024.

“Apakah kita harus khawatir? tentunya kita harus terus mewaspadai, yang pertama yang kita lihat cadangan beras pemerintah,” jelasnya.

Aida menyebut, Pemerintah dan rakornas Tim Pengendalian Inflasi (TPI) sudah memiliki cadangan beras sebanyak 2 juta ton untuk mengantisipasi dampak dari kedua faktor tersebut.

“Kita ada rakornas TPI dengan Pak Presiden. Pak Presiden bilang 1,6 juta ton beras, dan datang lagi 400 ribu ton. Jadi sekarang ini sudah 2 juta ton itu CBP (cadangan beras pemerintah) kita,” imbuh Aida.

Selain itu, Presiden juga telah memberikan bantuan sosial (bansos) beras selama 3 bulan lebih awal dari rencana, yaitu dimulai pada bulan September, yang sebelumnya pada Oktober 2023.

“Dalam 3 bulan ini September, Oktober, dan November akan ada bansos sekitar 220.000 setiap bulannya jadi itu juga akan membantu pengurangan harga-harga,” katanya.

Baca juga: Sri Mulyani Pamer Inflasi Indonesia Terbaik di Antara Negara G20 dan ASEAN

Aida pun menambahkan bahwa GNPIP (Gerakan nasional pengendalian inflasi pangan) di seluruh kantor perwakilan Bank Indonesia akan terus bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah untuk meninjau harga pangan yang diawasi oleh Kementerian Perdagangan RI.

“Di GNPIP itu kita juga kerjasama dengan Bulog untuk memastikan operasi pasar SPHP (stabilitas pasokan dan harga pasar) yang beras. Kemudian juga ada kerjasama antar daerah. kemudian nanti November ini sudah mulai musim tanam,” terang Aida. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

7 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

7 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

8 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

9 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

9 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

10 hours ago