Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, defisit transaksi berjalan pada kuartal I 2017 sebesar US$2,4 miliar (1,0% PDB) atau meningkat US$300 juta dibandingkan dengan kuartal IV 2016 yang tercatat sebesar US$2,1 miliar (0,9% PDB).
“Namun jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan defisit pada kuartal I 2016 yang sebesar US$4,7 miliar (2,1% PDB),” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, di Jakarta, Jumat, 12 Mei 2017.
Defisit transaksi berjalan yang mengalami peningkatan di kuartal I 2017 tersebut didorong oleh meningkatnya defisit neraca perdagangan migas dan pendapatan primer. Peningkatan defisit neraca perdagangan migas dipengaruhi oleh naiknya harga minyak dunia di tengah penurunan lifting minyak,
“Sementara kenaikan defisit neraca pendapatan primer mengikuti jadwal pembayaran bunga surat utang pemerintah yang lebih tinggi dan meningkatnya pembayaran pendapatan investasi langsung,” ucapnya.
Peningkatan defisit transaksi berjalan lebih lanjut tertahan oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas yang ditopang meningkatnya ekspor nonmigas sejalan dengan berlanjutnya kenaikan harga komoditas dan menurunnya defisit neraca jasa terutama karena naiknya surplus jasa perjalanan. (*)
Jakarta - Orderkuota berkolaborasi dengan Nobu meluncurkan Madera, sebuah rekening digital serba bisa. Peluncuran Madera… Read More
Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto memulai lawatan kenegaraan perdana ke sejumlah negara, antara lain… Read More
Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mendukung program pemerintah dalam menyediakan makanan bergizi… Read More
Jakarta – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi berkomitmen penuh untuk mendongkrak rasio kepesertaan masyarakat… Read More
Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI mencatat penerimaan pajak hingga Oktober 2024 mencapai Rp1.517,53 triliun,… Read More
Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto memulai kunjungan kerja luar negeri perdananya, dengan mengunjungi sejumlah negara… Read More