ISNU Forum on Investment, Trade, and Global Affairs. (Foto: Irawati)
Jakarta – Di tengah tantangan fiskal nasional dan krisis kepercayaan publik terhadap tata kelola penerimaan negara, Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) menggelar forum bertajuk ISNU Forum on Investment, Trade, and Global Affairs.
Forum ini mengusung tema krusial yakni ‘Urgensi Pembentukan Badan Penerimaan Negara di Tengah Krisis dan Defisit Penerimaan Nasional’.
Diskusi tersebut menjadi wadah strategis pertukaran gagasan antar cendekiawan lintas disiplin dan lintas iman.
Baca juga: Prabowo Tetap Prioritaskan Pembentukan Badan Penerimaan Negara Sesuai RPJMN 2025-2029
Ketua PBNU, KH Aizuddin Abdurrahman atau Gus Aiz, menyampaikan bahwa terdapat tiga hal yang diperlukan dalam pengelolaan pajak yakni, pintar, berani, dan benar.
Menurutnya, prinsip menjalankan regulasi perpajakan membutuhkan kepintaran sekaligus keberanian dan kebenaran.
“Pintar dan berani saja tidak cukup, harus benar. Jadi, apa yang diupayakan harus benar. Menjaga tiga hal itu salah satu amanah yang dihasilkan organisasi dalam mengambil setiap keputusan-keputusan yang ada,” tandasnya.
Baca juga: Struktur Badan Penerimaan Negara Ternyata Sudah Disusun Sejak Kampanye Prabowo
Ketua ISNU Forum, Hery Haryanto Azumi menyebut, NU sebagai organisasi atau civil society memiliki peran sangat besar terhadap program-program pemerintah, termasuk kontribusi di dalam pertumbuhan ekonomi 8 persen dan penerimaan negara.
“Siapa pun hari ini akan bertanya kepada NU, bagaimana pandangan NU terhadap pembentukan badan penerimaan negara (BPN), pertumbuhan 8 persen, dan program Presiden Prabowo terkait bagaimana membangun kemandirian, profil geopolitik yang lebih berwibawa,” kata Hery.
Mengutip data Kementerian Keuangan per April 2025, realisasi penerimaan negara baru mencapai Rp557,1 triliun, atau hanya 18,54 persen dari target Rp3.005 triliun. Hal ini menyisakan defisit sebesar Rp444,57 triliun.
Sementara itu, realisasi pajak stagnan di kisaran 10 persen selama lima tahun terakhir.
Baca juga: Menkop Apresiasi Dukungan Muslimat NU dalam Program Makan Bergizi Gratis
Karena itu, NU menegaskan bahwa wacana pembentukan BPN tidak semata merupakan agenda teknokratik, tetapi juga mengedepankan prinsip keadilan sosial dan gotong royong.
“Bagaimana Badan Penerimaan Negara itu menjadi alternatif dari situasi defisit anggaran hari ini,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Bank Mandiri merombak jajaran Dewan Komisaris melalui RUPSLB 19 Desember 2025 dengan menunjuk… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp0,24 triliun ke Indonesia pada pekan ketiga Desember 2025, terutama… Read More
Poin Penting Pemerintah memproyeksikan lonjakan transaksi digital seiring tingginya aktivitas belanja masyarakat selama libur Natal… Read More
Poin Penting Danantara Indonesia dan BP BUMN mengerahkan 1.066 relawan serta 109 armada truk melalui… Read More
Bank INA dan Indomaret salurkan 250 paket nutrisi di Depok untuk mencegah stunting. Program CSR… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,10 persen ke level 8.609,55 pada Jumat (19/12). Indeks INFOBANK15… Read More