News Update

Defisit APBN Capai Rp101,04 Triliun Hingga April 2019

Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatatkan angka defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menyentuh angka Rp101,04 triliun hingga April 2019.

Walau mengalami defisit, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut angka tersebut masih dalam batas aman. “Kinerja APBN hingga akhir April 2019 masih cukup aman. Ditengah prospek pertumbuhan ekonomi global yang melemah, kebijakan countercyclical yang diambil Pemerintah dalam pengelolaan fiskal mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis, 16 Mei 2019.

Bila lebih rinci, angka tersebut terjadi lantaran nilai belanja negara mencapai Rp631,8 triliun sedangkan angka pendapatan negara mencapai Rp530,7 triliun.

Angka tersebut terlihat 0,63 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada April 2019. Posisi defisit diklaim stabil dibanding bulan sebelumnya yang sebesar Rp102 triliun.

Pada sisi belanja negara Rp631,8 triliun tercatat tumbuh 8,4 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Realisasi tersebut mencapai 22,6 persen dari target di APBN sebesar Rp2.461,1 triliun.

“Pertumbuhan belanja yang positif tersebut didukung oleh pertumbuhan belanja bantuan sosial sebesar 75 persen (yoy) yang diharapkan meningkatkan daya beli masyarakat, sebagai bagian dari strategi countercyclical yang diambil Pemerintah untuk mempertahankan momentum pertumbuhan,” kata Sri Mulyani.

Sementara pendapatan negara Rp530,7 triliun tercatat tumbuh 0,50 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama 2018. Sri Mulyani menyebut, angka tersebut didorong oleh penerimaan perpajakan yang tumbuh positif sebesar 4,72 persen (yoy). Di sisi lain, melemahnya harga komoditas membawa pengaruh terhadap pertumbuhan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Penerimaan perpajakan yang tumbuh positif ditopang oleh pertumbuhan PPh yang masih positif baik pada migas sebesar 5,2 persen (yoy) maupun non migas sebesar 4,1 persen (yoy) serta pada bea masuk sebesar 0,7 persen (yoy) dan cukai sebesar 82,3 persen (yoy). Sementara itu di sisi PPN, meskipun secara netto mengalami pertumbuhan negatif, secara bruto tetap tumbuh positif sebesar 3,2 persen (yoy), walaupun tidak sebesar pertumbuhan PPh.

Tak hanya itu, angka pendapatan tersebut juga tercatat 24,5 persen dari target penerimaan APBN 2019 sebesar Rp2.165 triliun.  (*)

Suheriadi

Recent Posts

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

5 hours ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

11 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

12 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

12 hours ago

Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya

Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More

13 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago