Perbankan

DBS Tingkatkan Portofolio Keuangan Berkelanjutan jadi 52,7 Miliar Dolar Singapura

Singapura – Dalam rangka mencapai emisi nol bersih di tahun 2050, DBS Bank Ltd (DBS), salah satu lembaga perbankan terkemuka di Asia, tercatat telah meningkatkan portofolio keuangan berkelanjutannya menjadi 52,7 Miliar Dolar Singapura per 30 Juni 2022. Nilai pembiayaan berkelanjutan ini telah melampaui target 50 miliar dolar Singapura jauh sebelum 2024.

Sebelumnya, yakni sejak April 2019, DBS juga sudah tidak lagi menyalurkan pembiayaan untuk aset batu bara termal baru. Sejak itu, DBS secara bertahap mengurangi paparan termal batu baranya. Pada saat yang sama, bank terus meningkatkan dukungan terhadap sektor energi terbarukan sebagaimana dibuktikan oleh peningkatan paparan terhadap proyek energi terbarukan, sebesar 5,9 miliar dolar Singapura pada 2021 dari 4,2 miliar dolar Singapura pada 2020.

Sementara pada November 2017, DBS menjadi penandatangan RE100 dari bank Asia dan perusahaan Singapura pertama yang bergabung dengan inisiatif energi terbarukan global. Bank berkomitmen untuk menggunakan 100% energi terbarukan untuk operasinya di Singapura pada 2030. DBS menargetkan untuk mencapai emisi karbon operasional nol bersih di seluruh bank pada akhir 2022 dan terus mengurangi jejak karbon bank sambil memajukan agenda pengadaan berkelanjutannya. Pada akhir 2021, 100% pemasok baru DBS telah menandatangani komitmen mereka terhadap DBS Sustainability Sourcing Principles.

Di samping itu, pada 2019, DBS menjadi bank pertama di Singapura dan Asia Tenggara yang mengadopsi Prinsip Ekuator. Prinsip Ekuator adalah kerangka kerja manajemen risiko yang diakui secara global yang diadopsi oleh lembaga keuangan untuk menentukan, menilai dan mengelola risiko lingkungan dan sosial dalam proyek infrastruktur.

DBS juga merupakan salah satu pengadopsi awal rekomendasi Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD) tentang pengungkapan sukarela seputar risiko dan peluang terkait iklim. Rekomendasi TCFD akan membantu memperoleh data lebih lengkap, bermanfaat, andal, dan konsisten di semua perusahaan dan sektor untuk pengungkapan keuangan terkait iklim. Ini memberikan para pemangku kepentingan informasi keuangan terkait iklim lebih bermanfaat dan transparan, memungkinkan kekuatan pasar untuk mendorong alokasi modal efisien dan mendukung transisi mulus menuju ekonomi rendah karbon.

“Keyakinan kami adalah bahwa komitmen nol bersih kami, yang dibuat pada Oktober lalu, harus didukung oleh peta jalan dan rencana jelas serta terperinci. Namun, memetakan serangkaian aksi konstruktif dan berdampak tidaklah mudah, mengingat tantangan dalam memetakan jalur industri yang sesuai dan tonggak pencapaian jangka menengah realistis di pasar dengan titik awal berbeda. Target dekarbonisasi akan berperan sebagai ‘bintang utara’ atau panduan untuk kegiatan pembiayaan kami, yang memandu kami ke emisi nol bersih pada 2050 melalui perubahan terukur,” ujar Piyush Gupta selaku Chief Executive Officer Bank DBS, pada laporan media briefing bertajuk “Our Path to Net Zero – Supporting Asia’s Transition to a Low-carbon Economy”, Selasa, 13 September 2022.

Ia menjelaskan, terdapat sembilan sektor industri yang menjadi sasaran dekarbonisasi dan cakupan data. Kesembilan sektor tersebut, yakni Daya, Minyak & Gas (O&G), Otomotif, Aviasi, Ekspedisi, Baja, dan Real Estat. Sementara sasaran cakupan data ditetapkan untuk dua sektor, yakni Pangan & Agribisnis, serta Bahan Kimia.

Kesembilan sektor tersebut turut mewakili segmen perbankan institusional penghasil emisi karbon terbesar yang dibiayai oleh DBS. Mereka mewakili 31% dari pinjaman bank yang belum dilunasi tetapi merupakan sebagian besar emisi yang dihasilkan oleh perusahaan atau industri yang dibiayai Interbank Giro (IBG).

Dengan beragam sektor tersebut, komitmen DBS merupakan salah satu yang terlengkap di antara bank-bank global. Pendekatan bank dalam menetapkan target juga ketat dan berbasis ilmu pengetahuan, sejajar dengan jalur lain yang diakui secara internasional dan diterima industri, seperti The International Energy Agency’s Net Zero Emissions by 2050 Scenario (IEA NZE).

“Kemampuan kami untuk mencapai ambisi emisi nol bersih sangat bergantung pada keberhasilan klien kami dalam menjalankan rencana transisi mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah melihat peningkatan berarti dalam permintaan akan solusi keuangan hijau dan berkelanjutan. Untuk mempercepat transisi dan memenuhi kebutuhan investasi besar dalam beberapa dasawarsa mendatang, kami akan secara proaktif bermitra dengan klien kami, memberi mereka nasihat keuangan dan solusi keuangan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, saat kami bersama-sama bekerja menuju masa depan rendah karbon,” tambah Group Head Institutional Banking Group DBS, Tan Su Shan. (*) Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Tanggapi Deflasi 5 Bulan Beruntun, Jokowi Bilang Begini

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya buka suara terkait penurunan deflasi lima bulan beruntun… Read More

43 mins ago

Akun Nasabah Bank of America Sempat Tak Bisa Diakses, Ditemukan 20.266 Layanan Akun Terhenti

Jakarta - Bank of America menyatakan bahwa masalah teknis yang membuat banyak konsumennya kesulitan mengakses… Read More

1 hour ago

Pertahanan 3 Lapis dalam Pengelolaan UMKM

Oleh Babay Parid Wazdi, Dirut Bank SUMUT dan Pemerhati UMKM DI ZAMAN sekarang ini, banyak… Read More

2 hours ago

Awal Pekan, IHSG Dibuka pada Zona Hijau ke Level 7.509

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:00 WIB (7/10) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

2 hours ago

IHSG Rawan Terkoreksi, Intip 4 Rekomendasi Saham Berikut

Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More

2 hours ago

Jumlah SID Naik, BEI Gaspol Tingkatkan Keaktifan Investor di Pasar Modal

Balikpapan – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, jumlah single investor identification (SID) menembus 14 juta per… Read More

15 hours ago