Jakarta—PT Bank DBS Indonesia (Bank DBS Indonesia) menargetkan pertumbuhan pendapatan 38% secara year on year. Sementara per Maret 2016, pendapatan segmen bisnis consumer banking telah tumbuh 20%.
“Di tengah perekonomian yang menantang tahun ini, Bank DBS Indonesia akan menjaga momentum baik atas kinerja yang dihasilkan awal tahun ini dan peluang pertumbuhan di semester kedua 2016,” kata Wawan Salum, Director of Consumer Banking Group DBS Indonesia di Jakarta, Senin 27 Juni 2016.
Wawan mengatakan, pendapatan consumer banking disumbangkan oleh pendapatan dari DPK sebesar 23% kemudian Kredit Tanpa Agunan (KTA) menyumbang pendapatan 31% dan pendapatan dari wealh management 46%. Penyumbang terbesar pendapatan yaitu wealth management sendiri ditargetkan tumbuh 30% dari sisi jumlah nasabah. Wawan mengatakan untuk mencapai target pertumbuhan tersebut tahun ini, Perseroan memiliki tiga strategi yaitu penguasaan produk, penguasaan teknologi, dan mengandalkan relationship manager yang andal, memiliki pelayanan yang baik, menguasai produk dan ditunjang dengan tools yang sesuai.
Saat ini, untuk meningkatkan layanan pada nasabah kayanya itu, para RM dibekali dengan aplikasi RM Mobility yang diklaim dapat memberikan pelayanan pada nasabah wealth management dengan cepat dan praktis. Aplikasi tersebut dapat digunakan RM untuk melakukan penawaran produk dengan mengisi kuesioner profil risiko nasabah dan memberikan daftar pilihan produk investasi sesuai dengan informasi profil risiko nasabah. Selain itu RM Mobility juga memudahkan proses pembukaan rekening tanpa kunjungan ke kantor cabang Bank.
Dari sisi produk, Perseroan juga akan memperkaya pilihan produk dengan meluncurkan produk asuransi jiwa baru pada semester kedua nanti. Perseroan telah memiliki dua produk bancassurance bekerja sama dengan Manulife berupa produk unit link. Untuk produk barunya nanti Perseroan akan meluncurkan produk asuransi jiwa tradisional bersama Manulife. Sementara untuk produk investasi, Perseroan telah menggandeng PT Batavia Prosperindo Asset Management (BPAM) dengan produk Reksadana Batavia Enhanced Equity Strategy. Perseroan juga menggandeng PT Infovesta dalam melakukan alokasi aset nasabah agar optimal.
Saat ini, nasabah priority banking Perseroan menurutnya lebih banyak menempatkan dananya di DPK yaitu 60% dari total Asset Under Management (AUM) sisanya 40% baru ditempatkan di produk-produk investasi. Dari jumlah 60% tersebut 70% dana ditempatkan di deposito sementara 30% di tabungan. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More
Jakarta - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) terus berkomitmen mendukung pengembangan Energi Baru… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More