DBS Proyeksikan IHSG Mampu Capai Level 7.500 di Akhir 2023

Jakarta – Head of Research DBS Group Maynard Arif memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di level 7.500 pada akhir 2023. Hal ini didorong dari beberapa sentimen dalam negeri, termasuk periode kampanye jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.

“Target IHSG akhir tahun 2023 sekitar 7.500. Untuk pertumbuhan ekonomi rata-rata market kita dibanding market ASEAN salah satu yang bagus. Kalau kita lihat pertumbuhannya 5% untuk ekonomi, sementara valuasinya di indeks kan itu sekitar 0,79,” kata Maynard dalam Media Briefing Bank DBS, Jumat 7 Juli 2023.

Maynard menambahkan, untuk semester kedua tahun 2023 Indonesia positif terhadap IHSG dan Hang Seng. Jadi, market Indonesia dan Hong Kong sementara netral pada market-market yang lain.

Sementara itu, untuk jangka pendek pasar masih mewaspadai kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed. Namun, untuk sisa paruh kedua tahun ini, ada kemungkinan kinerja pasar akan lebih positif ketika The Fed menunjukkan sinyal untuk berhenti menaikkan suku bunga.

Secara historis, Maynard menyebut, ketika The Fed menahan bahkan menurunkan suku bunga, ada kecenderungan pasar mulai naik, kecuali pada 2000 lalu saat terjadi gelembung dot-com. Sementara untuk sentimen dalam negeri, pertama yakni angka inflasi yang mulai membaik.

“Kami melihat inflasi yang sudah membaik dan cenderung akan mungkin turun terus. Kondisi ini, selain bagus untuk konsumen juga bagus untuk pengambil kebijakan seperti BI untuk mengambil langkah-langkah menurunkan suku bunga,” ungkap Maynard.

Kemudian, pada semester II-2023, kampanye jelang pemilu 2024 akan menjadi sentimen positif untuk pasar domestik. Mengingat kampanye secara resmi dimulai pada 28 November 2023, diperkirakan dampak positif dari belanja pemilu akan terasa signifikan pada kuartal IV 2023.

“Selama masa kampanya kan biasanya akan ada pengeluaran-pengeluaran dari para kandidat dan partai-partai yang juga bisa membantu perekonomian secara keseluruhan,” jelasnya.

Selain itu, belanja pemerintah juga menjadi sentimen yang dipertimbangkan, mengingat kondisinya saat ini masih surplus. Pelaku pasar kemungkinan akan bertanya-tanya, apakah belanja pemerintah akan terganggu atau terhambat jelang pemilu di tahun depan.

“Saya harap tentunya tidak terlalu terdampak karena biasanya juga pengeluaran atau belanja negara akan meningkat di semester kedua. Tapi kita lihat apakah akan terdampak negatif Pemilu atau tidak di tahun 2023 ini,” imbuh Maynard. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

12 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

12 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

13 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

14 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

15 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

15 hours ago