News Update

DBS Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,8 Persen di 2025

Jakarta – Bank DBS Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2025 akan berada di level 4,8 persen.

Ekonom Senior Bank DBS, Radhika Rao menyatakan bahwa pihaknya tetap memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 4,8 persen sepanjang 2025, sekalipun ekonomi RI tercatat mengalami pertumbuhan hingga 5,12 persen di kuartal II 2025.

“Kami memprediksi pertumbuhan PDB di semester kedua 2025 di bawah 5 persen. Jadi, sepanjang 2025 kami tetap mempertahankan 4,8 persen untuk Indonesia. Kami tidak mengubah hal itu walaupun kuartal II terlihat bagus,” ujar Radhika saat media briefing di Jakarta, Rabu, 20 Agustus 2025.

Baca juga: BI Optimistis Ekonomi RI 2025 Tumbuh di Atas Titik Tengah Target 4,6-5,4 Persen

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,12 persen di kuartal kedua 2025, tak bisa dilepaskan dari pengaruh banyaknya momen liburan, seperti Lebaran yang menstimulus konsumsi masyarakat.

Di samping itu, ada pula kontribusi positif dari arus investasi, belanja makanan yang meningkat, permintaan transportasi yang meningkat, serta beragam program subsidi yang diberikan untuk menstimulus belanja masyarakat.

“Jadi, itu juga membantu. Saya pikir itu adalah penyebab kuartal II terlihat lebih kuat, melebihi prediksi kami yang adalah di bawah 5 persen,” cetus Radhika.

Sedangkan untuk semester II 2025, pihaknya melihat beberapa faktor pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, seperti meredanya inflasi, peningkatan belanja untuk kesejahteraan, belanja pemerintah, dan arus masuk foreign direct investment (FDI) yang positif.

Di sisi lain, kata Radhika, ketidakpastian global yang utamanya dipicu penerapan tarif impor, menjadi risiko terbesar di paruh kedua tahun 2025.

Baca juga: Gegara Ini, Bos BI Ramal Ekonomi Dunia 2025 Cuma Tumbuh di Bawah 3 Persen

Selain itu, ada pula faktor pelemahan kinerja ekspor yang biasanya terjadi di semester kedua. Pola pelemahan kinerja ekspor ini, menurut Radhika, turut terjadi pada negara ASEAN lainnya, seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam.

“Kami menjual lebih banyak dari AS, kami menjual lebih banyak dari China. Di setengah kedua tahun, itu akan berkurang. Kami melihat itu di seluruh negara. Itulah kenapa kami proyeksikan 4,8 persen untuk semester kedua tahun 2025,” jelasnya. (*) Steven Widjaja

Galih Pratama

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

17 mins ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

43 mins ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

51 mins ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

2 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

2 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

5 hours ago