Ilustrasi: Pergerakan pasar saham/istimewa
Jakarta – Head of Research DBS Group Maynard Arif menyatakan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan tetap positif pada 2023. Menurutnya, ada sejumlah faktor yang membuat kinerja IHSG maupun ekonomi nasional secara keseluruhan akan tetap positif di tahun depan.
“Nah, kalau kita lihat outlook 2023, kita lihat bahwa tekanan eksternal akan lebih baik ketimbang 2022, karena The Fed tidak akan seagresif seperti pada 2022. Dan penguatan dolar juga nampaknya tidak akan terjadi pada 2023, karena pada 2023 kita melihat inflasi akan melambat sehingga The Fed tidak akan seagresif di 2022,” ujar Maynard, Selasa, 6 Desember 2022.
Kondisi tersebut juga ditopang lagi dengan adanya tren pelonggaran aktivitas masyarakat paska pandemi Covid 19, yang mana akan membuat roda perekonomian akan semakin berputar di tahun depan. Belum lagi adanya faktor pemilu pilpres di 2024, yang menurut Maynard, akan memberikan dampak positif bagi pergerakan harga saham.
“Menjelang pemilu itu performa IHSG juga bagus, dan ini bisa jadi faktor pendukung juga untuk market pada 2023. Walaupun investor pasti juga akan melakukan evaluasi siapa kandidat yang akan menjadi presiden mengingat Jokowi sudah tidak bisa jadi presiden lagi, dan hal demikian memang dapat memberikan dampak negatif, namun secara keseluruhan bahwa pemilu itu akan memberikan dampak positif bagi pasar saham,” tuturnya.
Sementara untuk investor asing, ia juga memprediksi bahwa para investor asing akan banyak melakukan net buy atau masuk ke pasar saham-saham domestik. Namun demikian, ia mengingatkan, banyaknya para investor asing yang masuk ke IHSG ini tetap akan dipengaruhi faktor-faktor ekonomi global, seperti kenaikan harga komoditas global ataupun kenaikan suku bunga acuan The Fed.
“Dari sisi investor asing, di 2023 terutama untuk saham kita lihat secara keseluruhan mereka akan melakukan net buy secara masif ke pasar saham kita. Nah, ini kita perlu perhatikan bila ada faktor-faktor global seperti kenaikan harga komoditas atau suku bunga acuan The Fed, apakah asing akan tetap masuk ke Indonesia atau mereka akan meninggalkan. Karena bila The Fed menaikan suku bunganya bisa saja ada rotasi dari saham ke surat utang,” terang Maynard.
“Ini mungkin bisa diharapkan jadi salah satu faktor yang mendorong IHSG kita di 2023. Kita berharap bahwa kampanye-kampanye bisa menambah kegiatan ekonomi di daerah-daerah dimana diharapkan akan berdampak pada kinerja positif pada pasar saham nantinya,” tutupnya. (*) Steven Widjaja
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More