Categories: Perbankan

DBS Dukung Pengembangan Ekosistem Kewirausahaan Sosial

Jakarta–Asia Tenggara merupakan wilayah dengan ekonomi terbesar ketujuh di dunia dengan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai US$2,4 triliun pada 2013  dan diperkirakan akan menduduki urutan keempat terbesar pada 2050. Salah satu faktor pendorong utama Asia Tenggara antara lain fokus pada pengembangan dan inovasi di bidang kewirausahaan, sebagaimana tecermin dari perluasan sektor Small Medium Enterprises (SME)—yang terdiri sekitar 30-60% dari PDB negara-negara di kawasan ini dan kontribusi terbesar dalam penyediaan lapangan kerja domestik. Oleh karena itu, dukungan terus-menerus bagi pengembangan kewirausahaan sangat penting untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan pembangunan ekonomi kawasan Asia Tenggara.

Dengan mempertemukan berbagai pemangku kepentingan guna menciptakan ekosistem yang lebih kolaboratif bagi wirausaha sosial (social enterprise/SE) di kawasan Asia Tenggara, Intellecap menggelar Sankalp Southeast Asia Summit 2015 bertema “The Next Frontier of Innovation and Entrepreneurship for Social Impact”.

Selama konferensi berlangsung, Patsian Low, Head of DBS Foundation, menghadiri sesi diskusi dan berbagi cerita mengenai bagaimana DBS Foundation membangun lingkungan yang lebih kolaboratif untuk mendorong kewirausahaan dan inovasi di Asia Tenggara. Seklain itu, adapula diskusi mengenai peran sektor swasta dalam mendorong pemerataan pertumbuhan melalui pengembangan kemitraan yang berkelanjutan antara swasta dan pemerintah.

Sejak Agustus 2015, DBS Foundation telah menyelenggarakan rangkaian kegiatan DBS Social Entrepreneurship Boot Camp untuk para wirausaha sosial yang masih merintis, untuk melengkapi mereka dengan sejumlah perangkat dan pengetahuan. Melalui program ini, para SE diharapkan dapat memahami proses pendanaan dan ekspektasi para investor, serta untuk mempersiapkan mereka meningkatkan investasi . Dalam rangka mempersiapkan para peserta boot camp di dunia bisnis sesungguhnya, sebanyak 17 SE yang sudah dilatih DBS, dan mereka nantinya akan berhadapan langsung dengan calon investor di Special Pitching Session.

Patsian mengatakan, DBS Foundation memiliki fokus dalam membangun masa depan yang baik untuk Asia dengan cara memajukan SE, sebuah bisnis yang berkembang secara mandiri dengan cara yang kreatif dan efektif dalam menyelesaikan permasalahan sosial.Saat ini DBS Foundation juga sudah bekerja sama dengan beberapa SE di Singapura, India, Indonesia, Cina, Taiwan, dan Hong Kong.

“Sebagai bank terdepan di Asia, PT Bank DBS Indonesia (DBSI) memiliki keahlian dalam mendukung bisnis di pasar Asia. Secara konsisten, kami menggali wawasan dan perkembangan terkini seputar pasar Asia melaui studi riset yang kami lakukan, yaitu Asian Insights. Alasan kami membuat produk bank secara khusus untuk para pelaku SME, dikarenakan kami mengetahui kebutuhan domestik dan berbagai pendekatan yang dapat mereka gunakan untuk membangun atau mengembangkan usaha mereka di Asia” ujar dia.

Di Indonesia, DBSI mengembangkan bisnis di sektor SME banking melalui produk dengan beragam layanan dan produk. Tahun ini, DBSI akan meresmikan dua cabang baru khusus untuk transaksi perbankan nasabah SME (SME Banking) sebagai bagian dari usaha DBSI untuk pengembangan SME.(*) Rezkiana Nisaputra

 

Apriyani

Recent Posts

Nobu Bank Siap Sukseskan QRIS Tap Berbasis NFC di Moda Transportasi Umum

Jakarta – Bank Indonesia (BI) beserta seluruh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI)… Read More

21 seconds ago

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

11 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

13 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

13 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

15 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

20 hours ago