Jakarta–Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (4/5) diperkirakan masih akan mengalami tekanan lantaran dampak dari anjloknya harga minyak mentah.
“Rupiah yang sempat menguat menyusul pelemahan dollar index kembali melemah lagi merespon anjloknya harga minyak mentah,” ujar analis PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, di Jakarta, Rabu, 4 Mei 2016.
Menurutnya, tekanan Dolar AS yang diberikan kepada Rupiah, masih sejalan dengan mayoritas kurs di Asia yang juga mengalami pelemahan terhadap dolar hingga Selasa sore kemarin (3/5).
Kendati demikian, kata dia, sentimen positif diharapkan muncul dari laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2016 yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini.
“Pagi ini ditunggu angka pertumbuhan PDB kuartal I-2016 yang diperkirakan 5% YoY atau tidak banyak berubah dibanding pencapaian kuartal IV-2015 yang sebesar 5,04% YoY,” tukasnya.
Akan tetapi, lanjut Rangga, pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut akan dikonfirmasi dengan data Laporan Keuangan perusahaan bursa yang sedang dirilis bertahap. “Rupiah diperkirakan masih akan tertekan,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - Demi meningkatkan kinerja keselamatan dan integritas aset, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan PT Badak… Read More
Jakarta - Penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) harus melewati regulatory sandbox milik Otoritas Jasa… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bersedia mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden… Read More
Jakarta - Saat ini, secara rata-rata masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji di Indonesia bisa… Read More
Labuan Bajo - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa, akan menerbitkan Peraturan OJK (POJK) terbaru… Read More
Jakarta - PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL), emiten penyedia kain, seragam, dan fashion berhasil… Read More