Oleh Arief Kusuma, Praktisi senior perbankan, AI, dan cybersecurity
DI tengah pacuan transformasi digital yang pesat, pelajaran strategis justru datang dari masa lalu: Terowongan Cu Chi di Vietnam. Mahakarya perang gerilya ini menyimpan analogi kuat bagi para CISO dan direksi bank dalam merancang benteng pertahanan menghadapi ancaman siber yang kian tak terlihat.
Bagi Vietkong, Cu Chi adalah tulang punggung perlawanan asimetris yang sangat efektif. Dengan sumber daya yang sangat terbatas, mereka melawan kekuatan adidaya bukan lewat konfrontasi langsung, melainkan dengan bersembunyi, bergerak senyap, dan menyerang pada titik tak terduga. Mereka membangun ekosistem pertahanan mandiri di bawah tanah—lengkap dengan rumah sakit hingga ruang komando—yang memungkinkan mereka bertahan dan melancarkan serangan efektif.
Kini, medan perang telah bergeser ke infrastruktur TI perbankan. Musuhnya adalah kelompok peretas sekelas Advanced Persistent Threats (APT), yang didanai besar dan beroperasi dengan kesabaran serta presisi tinggi, meniru taktik gerilya Vietkong dengan sempurna.
Baca juga: Jurus BCA Cegah Serangan Siber Sebelum Tembus ke Publik
Serangan siber modern meniru taktik Cu Chi dengan presisi. Peretas tidak lagi menyerang frontal, melainkan menyusup diam-diam untuk mencapai tujuan strategis.
Mengandalkan pertahanan perimeter tradisional ibarat menempatkan tentara di permukaan sementara musuh bergerak bebas di bawahnya. Strategi pertahanan Vietkong memberikan cetak biru yang relevan untuk arsitektur keamanan modern.
Baca juga: Fraud as a Service Mengganas, Perbankan Diminta Tingkatkan Kewaspadaan Siber
Bagi para pengambil keputusan di industri keuangan Indonesia, Terowongan Cu Chi adalah pengingat keras bahwa musuh paling berbahaya adalah mereka yang tidak terlihat. Investasi pada firewall tercanggih tak akan cukup jika pola pikir masih konvensional.
Sudah saatnya bank mengadopsi strategi pertahanan gerilya digital: berlapis, cerdas, dan waspada terhadap gerakan di “bawah tanah”. Karena dalam perang siber modern, kelengahan sekecil apa pun bisa berarti kehancuran reputasi dan kerugian finansial yang tak terhingga besarnya. (*)
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More
Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More
Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More
Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More
Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More