Jakarta – Bank terbesar kedua dan kelima di Asia Tenggara, yakni Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) dan CIMB tengah berebut peluang untuk mendapatkan posisi sebagai saham pengendali PT Bank Panin Tbk (Panin Bank). Begitu ungkap tiga orang yang mengetahui masalah tersebut, sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (10/12).
OCBC yang berbasis di Singapura dan CIMB Malaysia telah mengajukan penawaran tidak mengikat untuk saham yang ditawarkan oleh Australia ANZ.
Berdasarkan data LSEG, ANZ memiliki 39,22 persen saham di Panin Bank. Sementara keluarga Gunawan, pendiri Panin Bank, memiliki 46,52 persen saham. Gabungan saham pengendali mereka bernilai sekitar USD2,4 miliar berdasarkan harga penutupan Senin (9/12) atau sebesar Rp1.900 rupiah (USD0,1197) per saham.
Masih dikutip dari Reuters, sumber yang tak ingin disebutkan namanya mengungkapkan jika tawaran yang bersifat tidak mengikat untuk saham Panin itu bakal jatuh tempo di bulan ini. Informasi mengenai pelepasan saham pengendali Bank Panin sebenarnya bukanlah isu baru. Pertama kali informasi rencana penjualan saham pengendali Bank Panin mencuat pada Oktober lalu.
Baca juga: Usai Caplok Permata Bank, Bangkok Bank Bakal Akuisisi Bank RI Lagi?
Tak cuma OCBC dan CIMB, bank terbesar keempat di Asia Tenggara, Malayan Banking Bhd atau Maybank juga diinfokan tengah berkonsultasi dengan pihak konsultan mengenai peluang penawaran saham pengendali itu.
Tak cukup sampai di situ, pembeli lain yang diinfokan tertarik untuk membeli saham pengendali itu ialah pemberi pinjaman Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group dan Sumitomo Mitsui Banking Corp. Sejauh ini, pihak Bank Panin belum memberikan komentarnya soal hal ini. Begitu pula OCBC, CIMB, dua bank Jepang dan Maybank yang menolak berkomentar.
Rencana penjualan tersebut telah menarik minat sejumlah kompetitor besar dalam menangkap peluang di Indonesia yang perekonomiannya sedang berkembang pesat dengan status negara terbesar di Asia Tenggara. Menjadi pengendali saham Bank Panin berarti mendapatkan kendali atas bank dengan portofolio mulai dari pembiayaan konsumen hingga kekayaan swasta.
ANZ sebenarnya telah berupaya untuk keluar dari Bank Panin sejak tahun 2013, namun kekhawatiran terhadap valuasi telah menghambat upaya tersebut. ANZ pertama kali membeli 29 persen saham Bank Panin pada 1999 dan terus meningkatkan kepemilikannya.
Penjualan porsi saham pengendali oleh ANZ, dikatakan sebagai strategi ANZ untuk fokus pada operasi di dalam negeri dan meningkatkan laba atas ekuitasnya melalui pengurangan kehadiran di Asia. Sama seperti bank-bank di atas, ANZ pun menolak berkomentar soal pelepasan saham Bank Panin.
Baca juga: Soal Isu Divestasi ANZ dan Keluarga Gunawan, Begini Penjelasan Panin Bank
Seiring dengan kembali munculnya rumor sejumlah bank raksasa Asia akan mengakuisisi bank Panin, saham Panin Bank terpantau naik 8,4 persen pada Selasa (10/12) pagi. Kenaikan itu tercatat sebagai lonjakan terbesar sejak 11 November. Sementara secara total, saham Bank Panin telah naik 66 persen di tahun ini, memberikan kapitalisasi pasar sekitar USD3 miliar.
Pada sesi penutupan Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/12), saham Bank Panin yang berkode emiten PNBN ini terpantau berada di level kenaikan 5,79 persen atau di posisi 2.010.
Sebagai informasi, Bank Panin didirikan oleh salah satu pengusaha legendaris Indonesia Mu’min Ali Gunawan pada 1971. Sebelas tahun kemudian atau pada 1982, Bank Panin terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan laporan tahunan 2023, laba bersih Bank Panin turun 8,16 persen secara tahunan menjadi Rp3,01 triliun atau sekitar USD189,79 juta karena penurunan pendapatan bunga bersih. (*) Steven Widjaja
Jakarta - Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk terus mendorong pemerintah daerah, terutama di… Read More
Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menyalurkan fasilitas kredit modal kerja ekspor… Read More
Jakarta - PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP), atau Indonesia AirAsia, menyiapkan 554 ribu kursi penerbangan… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mencabut izin usaha PT BPR Pakan Rabaa Solok… Read More
Jakarta - PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) atau Indonesia AirAsia, kembali menunjukkan kinerja positif pada… Read More
Jakarta – Fore Coffee, membuka peluang untuk melantai di bursa atau initial public offering (IPO). Hal tersebut seiring… Read More