Jakarta – Memburuknya kualitas udara di kawasan Jakarta Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) telah ‘memakan’ banyak korban. Tak tanggung-tanggung, orang nomor satu di Indonesia Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengalami batuk-batuk selama beberapa waktu terakhir.
Hal tersebut diungkap langsung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno usai rapat terbatas mengenai ‘Peningkatan Kualitas Udara Kawasan Jabodetabek’ di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/8)
“Presiden meminta dalam waktu satu minggu ini sudah ada langkah konkret karena presiden sendiri sudah batuk hampir 4 minggu,” kata Sandi, sapaan akrabnya.
Baca juga: Kualitas Udara Kian Memburuk, Jokowi Dorong Perkantoran Terapkan WFH
Menurutnya, presiden sendiri belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Berdasarkan hal pemeriksaan dokter, kemungkinan ada kontribusi kualitas udara yang tidak sehat dan buruk.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudyaaan Muhadjir Effendy pun mengalami hal serupa akibat memburuknya kualitas udara di Ibu Kota.
Untuk meminimalisir dampak buruk bagi kesehatan, dirinya memilih untuk menghindari udara di Jakarta dengan melakukan tugas ke luar daerah supaya dapat berolahraga di luar ruangan.
“Makanya saya berolahraga diluar daerah untuk menghindari polusi udara. Terasa sekali kalau olahraga di Jakarta bukan sehat malah tambah sakit,” bebernya.
Adapun pengemudi mitra Grab Bike, Restra (32) mengeluhkan pekatnya polusi udara yang dihirup selama membawa penumpang di jalanan. Bahkan, dirinya atas saran dokter harus beristirahat karena menderita batuk.
“Dokter bilang harus istirahat dulu 2-3 hari supaya batuknya berkurang. Banyak istirahat dan minum vitamin untuk memulihkan kembali kondisi tubuh,” pungkasnya kepada Infobanknews.
Baca juga: Asap Kendaraan Biang Kerok Udara Memburuk, Kendaraan Listrik Bisa jadi Solusi
Sebelumnya, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup Sigit Reliantoro mengungkapkan, rendahnya kualitas udara di Jakarta belakangan ini disebabkan oleh beberapa faktor di mana sektor transportasi menyumbang sebagian besar emisi.
Sebagaimana diketahui, dari segi bahan bakar yang digunakan di DKI Jakarta itu merupakan bahan bakar sumber emisi. Rinciannya, berasal dari gas 51 persen, minyak 49 persen, batu bara 0,42 persen.
“Jika dilihat dari sektor-sektornya, maka transportasi itu 44 persen, industri 31 persen, industri energi manufaktur 10 persen, perumahan 14 persen dan komersial 1 persen,” tandasnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More