Pasar Modal

Dapat Restu Rights Issue, Garuda Indonesia Akselerasikan Langkah Restrukturisasi

Jakarta – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (Garuda) telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari ini (14/10) yang dihadiri oleh 88,87% dari keseluruhan pemegang saham.

Dalam agenda RUPSLB lanjutan tersebut, Garuda Indonesia berhasil memperoleh beberapa persetujuan dari pemegang saham untuk sejumlah agenda aksi korporasi perusahaan dalam kaitan penambahan modal usaha.

Diantaranya adalah perusahaan mendapatkan persetujuan untuk melaksanakan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau Rights Issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 68.072.851.377 lembar saham (PMHMETD).

Kemudian, perusahaan akan melakukan konversi utang perusahaan kepada kreditur sehubungan dengan Putusan Homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, melalui penerbitan sebanyak-banyaknya 22.970.514.286 lembar saham melalui penambahan modal tanpa memberikan HMETD dengan total utang yang akan dikonversi adalah maksimal Rp4,2 triliun.

Selain itu, RUPSLB tersebut turut menyetujui pengeluaran saham seri C yang memiliki hak-hak atas saham sama dengan klasifikasi saham seri B dengan nilai nominal saham serendah-rendahnya Rp182 per lembar saham.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan bahwa persetujuan yang telah diberikan pemegang saham melalui gelaran RUPSLB tersebut menjadi milestone penting dalam upaya perusahaan untuk terus mengakselerasikan misi transformasi kinerja yang salah satunya akan diperkuat melalui langkah restrukturisasi maupun berbagai kebijakan strategis penyehatan kinerja usaha secara jangka panjang.

“Sehingga kami berharap hasil putusan RUPSLB Lanjutan ini, akan dapat mengakselerasikan proses transformasi kinerja utamanya melalui restrukturisasi yang diharapkan dapat rampung pada akhir tahun 2022 ini dan tahun depan diproyeksikan akan menjadi momentum penting bagi Perusahaan mewujudkan misi dalam menjadi entitas bisnis yang lebih sehat, kompetitif, dan profitable,” ucap Irfan.

Lebih lanjut, Irfan menyatakan bahwa perusahaan akan mengoptimalkan penambahan modal kerja tersebut setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, utamanya untuk kebutuhan maintenance dan restorasi armada, turut mencakup bahan bakar, biaya sewa pesawat hingga biaya penunjang lainnya. Hal ini diharapkan mampu memperkuat outlook kinerja usaha perusahaan jelang transisi masa endemi mendatang.

Adapun, komposisi penambahan modal tersebut nantinya termasuk rencana penyertaan modal negara (PMN) untuk perusahaan yang sebelumnya telah dialokasikan sebesar Rp7,5 triliun oleh Pemerintah dalam cadangan pembiayaan investasi sebagaimana akan ditetapkan kembali dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2022. (*) Khoirifa

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Intip Strategi Zurich Topas Life Pacu Pertumbuhan Bisnis

Jakarta - Zurich Topas Life terus memperkuat posisinya di industri asuransi dengan beragam inovasi digital… Read More

48 mins ago

IHSG Berpeluang Terkoreksi, Simak 4 Rekomendasi Saham Berikut

Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More

1 hour ago

Allianz Syariah Ajak Masyarakat Pahami Pentingnya Perlindungan Asuransi

Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat tentang… Read More

9 hours ago

BPJS Ketenagakerjaan Terapkan Strategi Baru untuk Tangkal Fraud

Jakarta – Pesatnya perkembangan teknologi di era modern tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga meningkatkan… Read More

9 hours ago

Tingkatkan Kesejahteraan Pensiunan, Bank Mandiri Taspen Hadirkan Program Wirausaha

Jakarta - Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabahnya,… Read More

9 hours ago

OJK Sebut Rencana BTN Akuisisi Bank Syariah Masih Evaluasi Internal

Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More

10 hours ago