Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan keterangan pers kepada awak media di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (04/02/2025). (Foto: BPMI Setpres)
Jakarta – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menargetkan dapat menghimpun dan menginvestasikan dana hingga USD 40 miliar atau sekitar Rp662,8 triliun (kurs Rp16.570 per dolar AS) dalam lima tahun ke depan.
“Itu tanpa menggunakan leverage. Itu semua berasal dari modal ekuitas. Kalau saya pakai leverage empat atau lima kali, maka saya punya sekitar 250 miliar dolar AS (sekira Rp4.142,5 triliun) untuk diinvestasikan,” ujar CEO Danantara Rosan Roeslani, dikutip ANTARA, Rabu, 15 Oktober 2025.
Rosan menjelaskan, saat ini Danantara telah mengelola aset senilai 1 triliun dolar AS atau sekitar Rp16.570 triliun, dengan kontribusi dividen sekitar 7 miliar dolar AS atau sekitar Rp116 triliun.
Ia optimistis angka tersebut akan meningkat seiring dengan perbaikan kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Kalau saya lihat proyeksi lima tahun ke depan, dividen kami bisa mencapai antara 7 miliar dolar AS hingga 10 miliar dolar AS (sekitar Rp116 triliun hingga Rp165,7 triliun),” jelas Rosan.
Baca juga: LPDP Siapkan Skema Serap Alumni Beasiswa ke Industri Strategis Bareng Danantara
Sementara itu, untuk memperkuat kapasitas investasi, Rosan mengungkapkan Danantara juga aktif membentuk dana bersama (co-investment funds) dengan sejumlah sovereign wealth fund (SWF) global.
Saat ini, sebut dia, kerja sama telah terjalin dengan mitra dari Qatar Investment Authority (QIA) dan China Investment Corporation (CIC).
Selain itu, Danantara juga tengah menjajaki kemitraan baru dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Public Investment Fund (PIF) asal Arab Saudi.
“Saya pikir ini akan memberi kami lebih banyak kekuatan untuk berinvestasi di masa depan,” kata Rosan.
Rosan juga mengungkapkan salah satu agenda besar Danantara adalah restrukturisasi BUMN. Ia menyebut, jumlah BUMN yang saat ini mencapai sekitar 1.000 entitas akan dikonsolidasikan menjadi sekitar 200.
“Kami ingin mengurangi jumlah BUMN dari 1.000 menjadi sekitar 200,” kata Rosan.
Baca juga: RUU Danantara dan Patriot Bond Masuk Prolegnas 2026, Celios Kasih Wanti-Wanti
Meski menargetkan pertumbuhan agresif, Rosan menegaskan fokus utama Danantara bukan semata pada peningkatan aset atau dividen, melainkan juga pada dampak ekonomi dan sosial yang lebih luas.
“Saya tidak hanya memikirkan Danantara, tetapi bagaimana kami dapat memberikan dampak. Tidak hanya dalam hal imbal hasil yang lebih besar, tetapi juga dampak sosial ekonomi,” pungkasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More