Ilustrasi: Kantor PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life). (Foto: Erman Subekti)
Poin Penting
Jakarta – PT Asuransi Jiwa IFG atau IFG Life menegaskan masih menunggu arahan resmi dari pemegang saham terkait rencana konsolidasi perusahaan asuransi BUMN yang tengah dikaji oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara.
“Pada intinya kami mengikuti arahan dari pemegang saham, dalam hal ini IFG. Jadi, seperti apa bentuk konsolidasinya nanti, siapa saja yang akan dikonsolidasikan, kami masih menunggu,” ujar Gatot Haryadi, Corporate Secretary IFG Life di Jakarta, Kamis (13/11).
Menurutnya, hingga kini belum ada gambaran detail terkait arah konsolidasi maupun siapa saja entitas asuransi yang akan digabungkan. Pasalnya, proses konsolidasi lintas perusahaan asuransi—baik jiwa, umum, maupun reasuransi—membutuhkan waktu dan pertimbangan matang karena melibatkan banyak pemegang saham di masing-masing entitas.
Baca juga: IFG Life Dorong Generasi Muda Siapkan Asuransi di 5 Tahap Kehidupan
“Kalau bentuknya akan seperti apa, belum ada arahan. Konsolidasi ini membutuhkan waktu dan melibatkan banyak pemegang saham di masing-masing perusahaan asuransi,” jelasnya.
Terkait kemungkinan IFG Life menjadi entitas utama (holding) dari hasil konsolidasi tersebut, kata Gatot, pihaknya enggan berspekulasi.
“Kita tunggu saja keputusan pemegang saham,” ujarnya singkat.
Meski begitu, Gatot mengaku, arahan yang selama ini diberikan oleh Danantara dan IFG tetap mengacu pada prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat dan berorientasi pada penciptaan nilai (value creation).
“Secara umum arahan yang diberikan adalah agar perusahaan dikelola dengan sehat dan memberikan value creation. Itu yang terus kami jalankan,” tegasnya.
Sebelumnya, Danantara berencana mengkonsolidasikan 15 perusahaan BUMN asuransi yang ada saat ini menjadi tiga perusahaan.
Baca juga: Indonesia Financial Group Gelar IFG Synergy Day 2025
Managing Director Chief Economist Danantara, Reza Yamora Siregar, menjelaskan rencana konsolidasi tersebut dilakukan karena kinerja sejumlah BUMN asuransi tak berjalan dengan baik.
“Saya harus mengakui, mayoritas kinerja perusahaan (asuransi BUMN) kurang begitu bagus. Dari 15 (perusahaan) itu kemungkinan kita hanya ingin keep tiga,” kata Reza beberapa waktu lalu.
Dengan konsolidasi BUMN asuransi ini diharapkan bisa memperkuat industri asuransi nasional. Hanya saja, kapan konsolidasi ini terjadi belum bisa dipastikan.
“Proses konsolidasi tersebut ditargetkan berlangsung dalam beberapa tahun ke depan. Hanya saja belum bisa memastikan kapan konsolidasi ini terjadi,” tutup Reza. (*)
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More