Nasional

Danantara Dinilai Geser Fungsi Kementerian BUMN, Ini Kata DPR

Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Aimah Nurul Anam, menyoroti adanya tumpang tindih peran antara Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Hal tersebut disampaikannya dalam agenda Rapat Kerja bersama Menteri BUMN Erick Thohir di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa, 8 Juli 2025.

Mufti menilai peran Danantara saat ini semakin dominan dalam pengelolaan aset BUMN. Kondisi ini membuat fungsi Kementerian BUMN seakan-akan tereduksi.

“Kami dan rakyat melihat peran strategis BUMN justru semakin dikendalikan oleh Danantara. Di satu sisi, rasanya seperti kementerian BUMN ini jadi macan ompong. Kami ingin dipertegas, sebenarnya apa tugas kementerian BUMN dan apa tugas Danantara?” tanya Mufti, dinukil laman dpr.do.id, Selasa, 8 Juli 2025.

Baca juga: Pandu Sjahrir Ingin 889 Perusahaan BUMN di Bawah Satu Komando Danantara

Berdasarkan pengamatannya, banyak kewenangan Kementerian BUMN justru dilaksanakan oleh Danantara.

Padahal, jelasnya, kinerja Erick Thohir selama lima tahun terakhir cukup baik. Hal itu tecermin dari kenaikan laba konsolidasi BUMN dari Rp13 triliun pada 2020 menjadi Rp304 triliun pada 2024, serta rekor dividen yang mencapai Rp85,5 triliun.

“Kalau semua peran kementerian dialihkan ke Danantara, kenapa tidak sekalian saja menterinya diganti dengan Menteri Danantara? Ini supaya jelas. Karena kami melihat transformasi di tangan Pak Erick sebenarnya sudah sangat bagus,” jelas Politisi Fraksi PDI Perjuangan itu.

Baca juga: Sah! Danantara Jadi Mitra Kerja Komisi VI dan XI DPR RI

Selain itu, dirinya juga meminta agar anggaran pengawasan terhadap BUMN. Sejak periode pertama Erick Thohir menjabat, Komisi VI sudah kerap mengkritik minimnya anggaran pengawasan sehingga membuka peluang terjadinya fraud di tubuh BUMN.

“Kami sering ingatkan dari dulu bahwa anggaran pengawasan terlalu kecil. Karena itu, banyak sekali fraud di BUMN-BUMN yang baru belakangan ini terbongkar. Dengan anggaran sekarang yang lebih baik (tahun 2026), kami berharap pengawasan lebih ketat agar BUMN ke depan jauh lebih sehat,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

11 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

11 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

12 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

13 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

14 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

14 hours ago