Poin Penting
Jakarta – Dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang ditempatkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ke bank-bank milik BUMN beberapa waktu lalu bertujuan untuk meningkatkan likuiditas, menggerakkan perekonomian, dan menjaga daya beli masyarakat.
Namun, apakah dana SAL memungkinkan disuntikkan ke perusahaan keuangan di luar sektor perbankan? Ekonom PT Bank Danamon Tbk, Rionanda Dhamma Putra menjelaskan bahwa penempatan dana SAL tidak dapat dilakukan secara sembarangan.
Rionanda menuturkan bahwa dana SAL yang disalurkan Kemenkeu ke bank-bank Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pada dasarnya merupakan kas negara. Oleh sebab itu, pengelolaan dan penempatannya wajib dilakukan secara hati-hati.
Di pasar keuangan, dana SAL hanya dapat ditempatkan pada instrumen dengan risiko rendah.
“Kalau kita gali lebih dalam, dari Peraturan Menteri Keuangan, yang namanya kas negara itu hanya bisa ditempatkan di satu, di Bank Indonesia, kedua, di time deposit, dan yang ketiga, di demand deposit,” papar Rio pada Kamis, 27 November 2025.
Baca juga: Penempatan Dana SAL di Bank Himbara: Mandiri Mau Minta Lagi, BTN Belum Update
Hingga kini, Bank Danamon belum melihat adanya indikasi Kemenkeu akan menempatkan dana SAL ke perusahaan keuangan di luar perbankan Himbara, seperti perusahaan asuransi atau Bank Perekonomian Rakyat (BPR).
“Karena, kas negara ini harus bisa dipakai seandainya pemerintah butuh. Maka dari itu, semestinya, (dana SAL) itu hanya bisa ditempatkan di sekitar sistem perbankan,” ungkap Rio.
Meski demikian, Rio mengungkapkan bahwa Bank Pembangunan Daerah (BPD) berpotensi turut menerima penempatan dana SAL. Namun, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa hanya akan menyalurkan likuiditas kepada BPD di provinsi dengan fundamental keuangan yang kuat
“Maka dari itu, (dana SAL) baru akan diarahkan ke 2 bank, yaitu Bank Jakarta dan juga Bank Jatim,” katanya.
Baca juga: Purbaya Tak Paksa Bank Jakarta dan Bank Jatim Terima Dana Pemerintah
Sebagai informasi, sebelumnya Menkeu Purbaya menyalurkan dana SAL sebesar Rp200 triliun kepada bank-bank BUMN. Angka tersebut merupakan sekitar separuh dari total dana SAL pemerintah yang mencapai Rp425 triliun.
Bank-bank penerima dana tersebut meliputi Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Pada tahap awal, Bank Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing memperoleh Rp55 triliun. BTN menerima Rp25 triliun, sementara BSI mendapatkan Rp10 triliun. Hampir seluruh bank penerima telah menyalurkan dana tersebut ke sektor kredit dan dikabarkan akan kembali mengajukan tambahan likuiditas ke Kementerian Keuangan. (*) Mohammad Adrianto Sukarso
Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More
Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More
Poin Penting Livin’ Fest 2025 resmi digelar di Denpasar pada 4-7 Desember 2025, menghadirkan 115… Read More
Poin Penting Rupiah berpotensi menguat didorong ekspektasi kuat pasar bahwa The Fed akan memangkas suku… Read More
Poin Penting Pertamina EP memperkuat praktik keberlanjutan dan transparansi, yang mengantarkan perusahaan meraih peringkat Bronze… Read More
Poin Penting RBC dan RKI TUGU melampaui industri, masing-masing di 360,9% dan 272,6%, menunjukkan kesehatan… Read More