Kendati demikian, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan, BPJS Ketenagakerjaan akan sulit untuk memenuhi permintaan untuk menginvestasikan dana kelolaannya pada industri teknologi karena terkendala oleh aturan main.
“Kami BPJS memang punya duit banyak, tapi kami dibatasi berbagai macam aturan. Urusannya sama pidana semua ini. Salah satunya sudah jelas bahwa kami harus melakukan investasi ke instrumen yang aman,” terang Agus pada kesempatan yang sama.
Untuk mengatasi kendala tersebut Zaky mengusulkan agar pemerintah membentuk pendanaan khusus untuk investasi pada industri teknologi. Ia beralasan, negara-negara berkembang yang sekarang ini menjadi maju adalah karena penguasaan teknologi.
“Saya pikir bisa diusahakan. Selain investasi langsung kan bisa ke reksa dana, bikin fund, terus BPJS masuk ke situ. Semua negara menerapkan pola yang sama. Yang maju ya mereka yang menguasai teknologi,” tegas Zaky. (*) Happy Fajrian
Page: 1 2
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More
Jakarta - Program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai memberikan dampak… Read More
Jakarta – PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) mencetak pertumbuhan dana kelolaan nasabah kaya (afluent) menembus… Read More
Jakarta – Ekonom Universitas Paramadina Samirin Wijayanto, menilai bahwa kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS 2024 membawa dampak… Read More