Jakarta–Kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty diyakini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Namun dampak tersebut baru akan terasa tahun depan, sementara dalam jangka pendek kebijakan pengampunan pajak baru terasa di pasar keuangan.
“Saya lihat impact tax amnesty jangka pendek sudah terlihat di market kita. Impact sudah lihat dari repatriasi masuk, tapi impact riil ke makro tahun depan,” kata Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy di Nusa Dua, Bali, Minggu. 31 Juli 2016.
Selanjutnya menurut Leo, pasar juga menantikan langkah Pemerintah bila target tax amnesty tidak tercapai. Pasalnya pasar menilai target yang dipatok terlalu tinggi dan optimis. Seperti diketahui, Pemerintah melalui kebijakan amnesti pajak menargetkan dapat meraup tambahan penerimaan pajak sebesar Rp165 triliun. Artinya untuk mencapai target tersebut butuh Rp4.000 triliun sampai Rp5.000 triliun dana yang masuk ke Indonesia.
“Market sudah tahu, mereka menunggu apa yang dilakukan pemerintah (bila gagal tercapai). Apakah adjusment bersifat pragmatis, ada shorfall pajak, atau yang sebelumnya. Bukan targetnya, tapi apa yang akan dilakukan. Perubahan kabinet, ada ekspektasi adjusment yang dilakukan bagus,” terang Leo
Dalam kesempatan yang sama, Analis NH Korindo Reza Priyambada mengatakan sentimen dari tax amnesty telah mendorong arus modal asing, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menembus level psikologis. Sebagaimana diketahui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus level psikologisnya dengan ditutup meningkat 1,35% pada 20 Juli lalu, menguat 69,99 poin ke posisi 5.242,823 poin dibanding penutupan sehari sebelumnya. Sepanjang tahun ini, laju IHSG telah menguat 14,15% jika dibandingkan dengan posisi IHSG di akhir 2015 di level 4.593,008 poin.
“Setelah lebaran ketok palu tax amnesty, IHSG mencapai 5.300 level tertinggi. Pasar sedang haus sentimen yang bisa gerakkan market secara signifikan,” tambah Reza Priyambada.
Saat ini, pasar masih melihat sentimen berikutnya terkait amnesti pajak, bagaimana mekanismenya dan seberapa besar potensi dana yang masuk ke pasar. Dia mengingatkan, apabila target tersebut tidak tercapai maka ini akan menjadi boomerang bagi pasar keuangan “Bisa jadi bumerang. Adanya tax amnesty bisa jadi berita positif, tapi jadi bumerang. Mereka akan lihat seberapa besar dana yang masuk,” tandasnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More