Ekonomi dan Bisnis

Dampak Aksi Boikot Produk Pro Israel, Bos McDonald’s Ngeluh Bisnisnya di Timur Tengah Lesu

Jakarta – CEO McDonald’s Chris Kempczinski mengakui bahwa perusahaan miliknya mengalami dampak bisnis di pasar Timur Tengah dan di luar kawasan tersebut lantaran adanya misinformasi akibat gerakan boikot produk pro Israel.

Sebab, restoran cepat saji asal Amerika Serikat (AS) itu dituding memiliki hubungan keuangan dengan negeri Zionis.

Dalam sebuah postingan di LinkedIn, Jumat (5/1/2024), Kempczinski menuliskan adanya misinformasi yang berdampak buruk bagi perusahaan.

“Beberapa pasar di Timur Tengah dan beberapa pasar di luar kawasan mengalami dampak bisnis yang berarti akibat perang dan misinformasi terkait yang memengaruhi merek seperti McDonald’s,” tulis Kempczinski, dikutip Senin (8/1).

Baca juga: Daftar 13 Produk Kurma Israel yang Diserukan untuk Diboikot

Menurutnya, hal tersebut membuatnya kecewa lantaran di setiap gerai McDonald’s yang beroperasi selalu melibatkan operator lokal yang bekerja tanpa mengenal Lelah.

“Ini mengecewakan dan tidak berdasar. Di setiap negara tempat kami beroperasi, termasuk negara-negara Muslim, McDonald’s dengan bangga diwakili oleh operator pemilik lokal yang bekerja tanpa kenal lelah untuk melayani dan mendukung komunitas mereka sambil mempekerjakan ribuan warganya.

Sebelumnya, McDonald’s menyatakan tidak memihak dalam konflik dan tidak bertanggung jawab atas tindakan pewaralabanya.

Namun pada Oktober 2023, McDonald’s Israel menuliskan di akun media sosialnya bahwa mereka telah memberikan ribuan makanan gratis kepada personel Pasukan Pertahanan Israel.

Hal tersebut kemudian menimbulkan penolakan oleh waralaba McDonald’s di beberapa negara Muslim. 

Pada November tahun lalu, gerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (BDS), sebuah organisasi pro-Palestina, mendesak masyarakat untuk menolak McDonald’s karena dugaan “dukungan terbuka” terhadap militer Israel.

Baca juga: Dampak Perang Hamas-Israel ke Ekonomi RI, Ini Pandangan Chatib Basri

McDonald’s, yang tokonya di seluruh dunia dijalankan oleh pewaralaba yang membayar perusahaan tersebut untuk menggunakan merek dan resepnya, beroperasi di negara-negara termasuk Arab Saudi, Malaysia, dan Pakistan.

Berdasarkan laporan Reuters, awal pekan ini, McDonald’s Malaysia mengajukan gugatan terhadap aksi gerakan BDS, dengan tuduhan “pernyataan palsu dan pencemaran nama baik” terkait dengan konflik Gaza yang berdampak pada bisnis mereka. McDonald’s Malaysia menuntut kompensasi lebih dari USD1 juta. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

9 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

10 hours ago

Kawasan Komersial Ini Disebut Bakal Dongkrak Peluang Bisnis dan Investasi di Tangerang

Poin Penting Paramount Land menghadirkan Indica Grande sebagai kawasan komersial baru seluas 1,4 hektare untuk… Read More

13 hours ago

Tok! UMP DKI Jakarta 2026 Naik 6,17 Persen, Besarannya Jadi Segini

Poin Penting UMP DKI Jakarta 2026 resmi naik 6,17 persen menjadi Rp5.729.876, atau bertambah Rp333.115… Read More

14 hours ago

Antisipasi Lonjakan EV Periode Nataru, Dirut PLN Tinjau Langsung Kesiagaan SPKLU

Poin Penting PLN mengantisipasi lonjakan pemudik EV saat Nataru 2025/2026, dengan proyeksi pengguna mobil listrik… Read More

14 hours ago

Tindak Lanjuti Pernyataan Prabowo, Komisi VII Desak Aturan Penghapusan KUR

Poin Penting Komisi VII DPR RI mendesak pemerintah segera menerbitkan aturan turunan penghapusan KUR, menindaklanjuti… Read More

14 hours ago