Pada kesempatan terpisah, Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono membenarkan industri hulu TPT terpukul oleh produk impor yang membanjiri pasar. Oleh karena itu, koordinasi Kemenperin, Kementerian Perdagangan, dan Ditjen Bea Cukai akan diperkuat.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ade Sudrajat menjelaskan dalam lima tahun terakhir, industri tekstil tanah air terus mengalami penurunan baik dari segi ekspor maupun industrinya itu sendiri.
Menurut Ade Sudrajat penurunan ini akibat makin berkurangnya daya saing. Saat ini daya saing tidak hanya ditentukan oleh efisiensi industri itu sendiri melainkkan juga ditentukan oleh daya saing pelayanan pemerintah didalam melayani manufaktur di Indonesia, seperti jalan raya, perizinan ekspor, impor, dan pelabuhan.
“Dari paket 1 sampai 13, pemerintah sudah mencanangkan berbagai hal seperti penurunan listrik, namun sayangnya tidak berjalan. Padahal dari struktur biaya, industri tekstil mempergunakan listrik sebesar 18 hingga 25 persen,” jelas Ade. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More