Keuangan

Customer Base Masih Jadi Tantangan Keuangan Syariah

Jakarta – Sistem keuangan syariah Indonesia dinilai telah menjadi salah satu sistem keuangan syariah terlengkap yang diakui secara internasional. Namun, masih terdapat tantangan berat untuk meningkatkan keuangan syariah di Indonesia. Salah satunya adalah dalam menciptakan komunitas pelanggan atau customer base.

“Sistem keuangan syariah sebenarnya sudah lengkap namun masih rentan terhadap external shocks, untuk memperbaiki kondisi ini maka jumlah peserta yang berkualitas harus kita tambah dengan memperbesar customer based dari lembaga keuangan syariah, untuk menciptakan demand yang lebih besar lagi,” ungkap Edy Setiadi selaku Senior Advisor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Wisma Antara Jakarta, Jumat 24 November 2017.

Penciptaan permintaan atau demand dari sistem keuangan syariah juga dinilai perlu menjadi perhatian seluruh pelaku sektor jasa keuangan syariah, mengingat adanya peningkatan jumlah penduduk middle class income Indonesia, yang terutama didominasi penduduk Muslim.

“Oleh karenanya, kita perlu terobosan dan inovasi baru dalam menjaring minat masyarakat untuk mengakses industri jasa keuangan syariah secara lebih luas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membangun model bisnis yang mengolaborasikan potensi sektor keuangan, sektor riil, serta sektor religius atau sosial secara timbal balik saling mendukung,” ungkap Edi.

Seperti diketahui, OJK sendiri telah meresmikan model bisnis Lembaga Keuangan Mikro LKM Syariah yang telah diresmikan oleh Presiden Jokowi di Kempek, Cirebon pada Jumat, 20 Oktober 2017. Pembentukan LKM Syariah ini juga bekerja sama dengan LAZNAS BSM.

Hal ini dipercaya akan menciptakan permintaan potensial terhadap produk dan jasa keuangan syariah pada sektor halal, terlebih lagi jaminan produk halal merupakan tanggung jawab pemerintah, sesuai dengan pasal 5 ayat (1) UU Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

“Membangun sinergi menjadi penting untuk keuangan dan ekonomi syariah dapat tumbuh secara bersama-sama dan lebih cepat lagi,” tukas Edi.

Sebagai informasi, dari data OJK menyebutkan bahwa pangsa pasar total aset keuangan syariah pada bulan September 2017 masih di bawah 10% dari keseluruhan aset keuangan Indonesia, yaitu sebesar 8,09% atau mencapai Rp1.075,96 triliun atau US$79,75 milyar. Komposisi pangsa pasar terbesar masih pada sektor pasar modal syariah, yaitu 14,64% yang jika kita lihat lebih jauh komposisi instrumennya masih didominasi oleh sukuk.(*)

Suheriadi

Recent Posts

PP Hapus Tagih Diteken Presiden Prabowo, Jumlahnya Capai Rp8,7 Triliun

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More

20 mins ago

AXA Mandiri Meluncurkan Produk Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera

Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More

7 hours ago

Bank NTT dan Bank Jatim Resmi Jalin Kerja Sama Pembentukan KUB

Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More

8 hours ago

Ekonomi RI Tumbuh 4,95 Persen di Kuartal III 2024, Airlangga Klaim Ungguli Singapura-Arab

Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More

9 hours ago

Dukung Literasi EBT, PHE ONWJ Ajak Pelajar Cirebon Kenali Energi Surya

Jakarta - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) terus berkomitmen mendukung pengembangan Energi Baru… Read More

10 hours ago

AXA Mandiri Hadirkan Asuransi Dwiguna untuk Bantu Orang Tua Atasi Kenaikan Biaya Pendidikan

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More

11 hours ago